Bisikan Pasar: Ethereum Mulai Tersisih, Cardano Jadi Sorotan

Pergerakan Besar di Dunia Kripto: Paus Kripto Beralih dari Ethereum ke Cardano

Beberapa sinyal baru muncul dari pergerakan para paus kripto (crypto whales) yang mengubah strategi investasi mereka. Sebelumnya, Ethereum (ETH) menjadi pilihan utama bagi investor besar, tetapi saat ini tren tersebut mulai berubah. Data on-chain menunjukkan bahwa paus kripto secara perlahan melepas kepemilikan ETH dan beralih ke Cardano (ADA). Hal ini menandai pergeseran signifikan dalam preferensi pasar.

Menurut data terbaru, jumlah kepemilikan ETH oleh 100 wallet terbesar telah menurun sejak Mei. Dari 22 persen, kini hanya tersisa 19,6 persen dari total pasokan Ethereum. Angka ini berarti sekitar 2,9 juta ETH atau senilai lebih dari Rp 177 triliun telah dilepas dalam waktu kurang dari tiga bulan. Angka ini dihitung dengan asumsi harga ETH sekitar USD 3.766 atau Rp 61,2 juta per koin.

Di sisi lain, 100 wallet terbesar Cardano justru terus melakukan akumulasi setiap hari. Menurut Joao Wedson, CEO Alphractal, hal ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan terhadap ADA menjelang potensi reli harga di masa depan. “Dari sudut pandang pergerakan pemain besar, Cardano terlihat lebih menarik saat ini,” ujarnya.

Meskipun harga ETH dalam sepekan terakhir masih menunjukkan performa positif dengan kenaikan lebih dari 3 persen, harga ETH tercatat di angka USD 3.766 atau sekitar Rp 61,2 juta. Sementara itu, Cardano berada di level USD 0,8297 atau sekitar Rp 13.480, justru melemah 1,5 persen dalam sepekan.

Fenomena ini semakin diperjelas dengan gelombang unstaking Ethereum yang mendadak melonjak tajam. Dalam wawancara dengan Bitcoin.com, Cathie Wood, CEO Ark Invest, menilai lonjakan unstaking ini merupakan bagian dari pergeseran kekuatan institusi. “Investor institusi mulai memilih jalur ekuitas seperti saham treasury yang mencerminkan eksposur terhadap kripto tanpa harus pegang langsung tokennya,” kata Wood.

Menurutnya, banyak dana ventura dan investor besar mencairkan ETH yang sebelumnya di-stake untuk kemudian dialihkan ke instrumen baru, seperti Digital Asset Treasury (DAT), agar bisa menggandakan keuntungan saat periode penguncian selesai. Robinhood, misalnya, menawarkan bonus 2 persen untuk transfer kripto on-platform, yang menjadi insentif tambahan bagi investor.

Contoh strategi ini bisa dilihat dari Microstrategy (kini bernama Strategy) yang konsisten mengakumulasi Bitcoin, dan Bitmine Immersion Technologies (BMNR) yang agresif mengubah strategi menjadi Ethereum treasury company. Bitmine bahkan menargetkan memiliki 5 persen dari total suplai ETH global.

Wood menegaskan bahwa jalur ekuitas seperti ini menjadi alternatif menarik bagi penasihat keuangan di lembaga besar untuk memberi eksposur BTC dan ETH tanpa perlu mengelola dompet kripto secara langsung.

Meski demikian, masih ada perdebatan apakah lonjakan unstaking ini mencerminkan menurunnya kepercayaan pada staking, atau justru hanya transisi menuju pendekatan yang lebih cair dan institusional. Satu hal yang pasti, Ethereum saat ini sedang menghadapi persimpangan besar: antara strategi lama berbasis staking dan gelombang baru investasi institusional yang lebih fleksibel.

Dalam konteks ini, investor ritel mungkin perlu berhati-hati. Jika whale mulai bergerak keluar, dan institusi mengubah pendekatan investasi mereka, maka arah pasar Ethereum ke depan bisa sangat berbeda dari apa yang terlihat hari ini. Perubahan ini menunjukkan bahwa dunia kripto terus berkembang dan tidak dapat diprediksi sepenuhnya.

Exit mobile version