
Banyak orang merasa kecewa karena hasil dari AI seperti ChatGPT atau Google Gemini sering tidak sesuai dengan harapan. Namun, sebenarnya masalahnya bukan terletak pada AI itu sendiri, melainkan pada cara kita berkomunikasi dengan alat tersebut. Output yang dihasilkan oleh AI sangat bergantung pada input yang diberikan. Jika instruksinya tidak jelas, maka tidak perlu mengharapkan hasil yang tajam, relevan, dan berkualitas.
Freddie Kashawan, seorang Content Creator dan Praktisi Bisnis, memiliki pendekatan yang tepat dalam memberikan instruksi kepada AI. Kuncinya hanya satu: instruksi (prompt) harus jelas dan terstruktur. Menurutnya, ada rumus sederhana yang mudah diingat sebelum melakukan prompting. Ingat saja T-C-R-E-I.
Rumus ini merupakan singkatan dari Task (Tugas), Context (Cerita Pendukung), Reference (Referensi), Evaluate (Evaluasi), dan Iterate (Ulangi). Ini adalah langkah-langkah sederhana agar AI memahami maksud kita tanpa perlu mengulang prompting terus-menerus.
T = Task (Tugas)
Langkah pertama adalah menjelaskan secara tegas apa yang ingin Anda minta AI kerjakan. Misalnya, menulis daftar, artikel, atau membuat naskah video. Selain itu, tambahkan pula siapa dan format hasil yang diinginkan. Contohnya, “Kamu adalah jurnalis teknologi, tulis artikel tiga paragraf tentang tren AI di Indonesia.”
C = Context (Cerita Pendukung)
Semakin lengkap konteks yang Anda berikan, semakin baik AI dalam menyesuaikan gaya jawabannya. Freddie menyatakan bahwa AI bukanlah seorang paranormal yang bisa menebak isi pikiran Anda. AI membutuhkan informasi tentang situasi dan tujuan. Tanpa konteks, hasil yang diberikan bisa menjadi tidak akurat atau bahkan “ngawur.”

R = Reference (Referensi)
Ini adalah cara tercepat untuk membuat AI “menangkap vibe” yang Anda inginkan, seperti contoh teks, gaya, atau tone tertentu. Berikan contoh yang jelas dan nyatakan bahwa itu adalah referensi, bukan sekadar tempelan. Dengan begitu, AI bisa meniru pola tersebut tanpa keluar jalur.
E = Evaluate (Evaluasi)
Jangan langsung menerima hasil pertama—cek terlebih dahulu apakah output-nya sudah sesuai dengan tone, akurat, dan bebas dari kata halusinasi. AI bukan manusia, sehingga butuh validasi terus-menerus. Jika hasil masih meleset, lanjutkan ke langkah terakhir.
I = Iterate (Ulangi)
Menurut Freddie, prompt itu seperti resep—tidak selalu sempurna di percobaan pertama. Namun, semakin sering Anda mengubah dan menguji ulang, hasilnya akan semakin presisi dan sesuai dengan ekspektasi.
Jangan berharap AI bisa memahami apa yang Anda mau tanpa arahan detail. Gunakan formula T-C-R-E-I agar output-nya tidak hanya keren, tetapi juga tepat sasaran dan dapat digunakan di dunia nyata.
Metode ini bisa diterapkan di semua tools AI—mulai dari ChatGPT hingga AI image generator. “AI tidak ajaib, tapi dia akan menjadi ajaib jika kamu mengajarkannya dengan cara yang tepat,” ujar Freddie.

5 Prompt Gemini AI yang Ubah Foto Jadi Profesional
Tutorial Prompting Gratis untuk Guru: Buat RPP, Soal, LKPD, Presentasi, dan Refleksi
6 Aplikasi Cuaca Terbaik untuk Android, Akurat & Gratis
6 Cara Efektif Menghentikan Iklan Pop-up dan Notifikasi Spam di HP Android
3 Tips Aman Buat Kode Akses BCA Mobile, Penting!
Tidak Ribet! Cara Cek Bansos via Aplikasi Resmi Kemensos yang Membuat Hidup Lebih Mudah
Microsoft Perkenalkan Asisten Digital Mico, Versi AI dari Clippy
Cara Bikin Nada Dering WhatsApp Beda untuk Grup Kerja,Keluarga,dan Teman Tanpa Aplikasi Tambahan