Harga Baterai Mobil Listrik: Wuling Air EV vs Toyota Innova Zenix

Harga Baterai Mobil Elektrifikasi Masih Tinggi, Tapi Ada Solusi di Masa Depan

Harga baterai pada mobil elektrifikasi, baik yang berjenis hybrid maupun listrik murni, masih tergolong mahal. Hal ini disebabkan oleh peran penting baterai dalam menggerakkan kendaraan tersebut. Pada mobil hybrid, baterai berfungsi untuk membantu mesin bensin agar lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar sekaligus mengurangi emisi gas buang. Sementara pada mobil listrik murni, baterai menjadi sumber tenaga utama yang sepenuhnya menggantikan mesin konvensional.

Menurut Ko Lung Lung, CEO Dokter Mobil Indonesia, biaya penggantian baterai pada mobil hybrid dan listrik murni masih sangat tinggi. Ia mencontohkan harga baterai pada Toyota Innova Zenix Hybrid, yang saat ini berkisar sekitar Rp 68 juta. Namun, harga tersebut hanya mencakup biaya baterai itu sendiri, belum termasuk ongkos pemasangan. “Kalau baterai mobil hybrid, saat ini untuk Innova Zenix kira-kira sekitar Rp 68 juta, itu belum sama ongkos pasang, baru baterainya doang,” ujarnya.

Di negara-negara maju, versi baterai aftermarket sudah tersedia di pasar. Dengan adanya baterai alternatif ini, harganya bisa lebih murah dibandingkan dengan baterai asli. “Cuman baterainya kalau di Amerika udah ada aftermarket-nya,” kata Ko Lung Lung.

Toyota Innova Zenix Hybrid menggunakan baterai lithium-ion dengan kapasitas 1,3 kWh. Baterai ini bekerja bersama mesin bensin berkapasitas 2.000 cc dan motor listrik, sehingga menghasilkan tenaga gabungan sebesar 183 Tk. Meskipun memiliki kapasitas yang relatif kecil, baterai ini tetap menjadi komponen vital dalam menjaga efisiensi dan performa kendaraan.

Sementara untuk mobil listrik murni, harga baterai bisa lebih mahal lagi. Ko Lung Lung mencontohkan Wuling Air EV, salah satu mobil listrik yang terjangkau di Indonesia. Ia menyebutkan bahwa harga baterai pada model ini bisa mencapai sepertiga dari harga jual mobilnya. “Biaya penggantian baterai mobil listrik mahal. Baterainya saja kalau Wuling Air EV dia di angka Rp 100 juta hari ini,” ujarnya.

Wuling Air EV dilengkapi dengan baterai lithium-ion phosphate (LiFePO4) berkapasitas 26,7 kWh. Baterai ini mampu memberikan jarak tempuh sekitar 300 kilometer dalam sekali pengisian penuh. Meski harganya tinggi, baterai ini menjadi komponen utama dalam mendukung performa mobil listrik.

Menurut Ko Lung Lung, di masa depan kemungkinan besar akan muncul baterai-baterai alternatif yang bisa digunakan sebagai suku cadang. Ini akan memberikan opsi lebih murah bagi pemilik mobil listrik murni. Selain itu, perkembangan teknologi baterai juga diharapkan dapat menurunkan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi.

Dengan semakin banyaknya mobil listrik di pasar, permintaan akan baterai yang terjangkau dan tahan lama akan semakin meningkat. Perusahaan produsen kendaraan dan pemasok suku cadang harus terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di sisi lain, para pengguna juga perlu memperhatikan perawatan baterai agar dapat bertahan lebih lama dan mengurangi biaya penggantian di masa depan.

Exit mobile version