Ini Cara Google Chrome Perangi Pemblokir Iklan

Sejak beberapa waktu lalu, Google Chrome melakukan perubahan besar dengan memperkenalkan Manifest V3, sebuah kebijakan baru yang mempengaruhi fungsi ekstensi ad blocker. Bagi pengguna yang mengandalkan ekstensi ini untuk menjaga privasi dan menghindari iklan, perubahan tersebut menimbulkan kekhawatiran. Ghostery, perusahaan yang terkenal dengan produk ad-blocker-nya, bersama para ahli teknologinya, memberikan pandangan tentang bagaimana perubahan ini bisa berdampak besar pada industri ad blocker.

Apa itu Manifest V3?

Manifest V3 adalah pembaruan yang dikeluarkan oleh Google untuk ekstensi di Chrome yang memberikan batasan lebih ketat pada akses ekstensi terhadap beberapa fungsi inti browser, terutama pada layer jaringan. Ini berarti ad blocker seperti uBlock Origin, yang sangat populer, tidak akan bisa digunakan di Chrome atau browser berbasis Chromium dalam waktu dekat. Perubahan ini tentu mengundang banyak pertanyaan dari pengguna, pengembang, hingga para pemerhati teknologi. Apakah perubahan ini bertujuan untuk melindungi pengguna, atau justru melindungi kepentingan bisnis iklan Google?

Mengapa Manifest V3 Menjadi Masalah?

Menurut Krzysztof Modras, Direktur Teknik dan Produk di Ghostery, perubahan paling signifikan dari Manifest V3 adalah larangan akses ekstensi ke layer jaringan browser. Ini berdampak pada berkurangnya kemampuan perlindungan perangkat secara langsung dari ancaman, sehingga inovasi dalam hal privasi juga terbatas. Ekstensi tidak lagi dapat memodifikasi atau memblokir permintaan jaringan seperti yang mereka lakukan sebelumnya.

Jean-Paul Schmetz, CEO Ghostery, juga menambahkan bahwa Google mengatakan perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan privasi, namun kenyataannya tidak demikian. Ekstensi yang mematuhi Manifest V3 harus meminta izin untuk mengakses setiap situs web, yang berisiko membuat pengguna terbiasa memberikan izin tanpa pertimbangan, sehingga lebih rentan terhadap aksi berbahaya dari ekstensi yang tidak bertanggung jawab.

Dampak bagi Ad Blocker

Selain tidak bisa lagi memodifikasi permintaan jaringan, Manifest V3 juga memperkenalkan batasan baru dalam hal aturan statis dan dinamis yang mempersulit pembaruan daftar blokir iklan. Akibatnya, pengguna mungkin akan melihat iklan lebih lama karena pembaruan daftar tersebut lebih lambat dibandingkan dengan versi sebelumnya, Manifest V2.

Sementara itu, Schmetz berpendapat bahwa Google melihat ekstensi yang dapat dipasang pengguna sebagai penghalang bagi platform Chrome, terutama dari sudut pandang iklan dan data pengguna. Ketika Chrome diluncurkan pada tahun 2008, dukungan terhadap ekstensi menjadi fitur penting, terutama untuk bersaing dengan Firefox yang saat itu menjadi pilihan utama. Namun kini, dengan posisi dominan Chrome sebagai browser terpopuler di dunia dengan pangsa pasar sebesar 65%, ekstensi tampaknya mulai dianggap sebagai ancaman, bukan lagi sebagai nilai tambah.

Apakah Google Sengaja Menghambat Ad Blocker?

Pertanyaan utama yang muncul di benak banyak orang adalah apakah perubahan ini sengaja dibuat untuk melindungi kepentingan iklan Google. Namun, menurut Schmetz, organisasi sebesar Google mungkin terlalu rumit untuk mengambil keputusan seperti itu secara langsung. Ia mengatakan bahwa tujuan utama dari perubahan ini adalah untuk membuat Chrome lebih terprediksi dan stabil sebagai platform, mengingat pentingnya peran Chrome dalam ekosistem bisnis Google.

Modras menambahkan konteks teknis yang memperkuat pandangan ini. Ia menjelaskan bahwa meskipun Google tidak akan pernah secara terbuka mengakui bahwa perubahan ini untuk melindungi bisnis iklannya, mereka mungkin akan mengatakan bahwa melarang add-on yang memodifikasi layer jaringan akan membuat Chrome lebih cepat, yang tentu menjadi alasan yang lebih diterima oleh publik.

Solusi Alternatif bagi Ad Blocker

Banyak pengguna mulai bertanya-tanya apakah ada solusi alternatif untuk tetap bisa memblokir iklan di era Manifest V3. Ghostery, misalnya, telah beradaptasi dengan perubahan ini dan tetap menyediakan perlindungan privasi yang memadai untuk pengguna Chrome. Namun, mereka juga menyarankan pengguna yang menginginkan proteksi penuh untuk beralih ke browser seperti Firefox, yang belum menerapkan pembatasan ketat seperti di Chrome.

Adapun metode lain seperti menggunakan VPN atau alat pemblokir iklan berbasis OS, Modras menjelaskan bahwa alat-alat tersebut tidak akan dapat membedakan antara situs yang menyajikan halaman yang lengkap atau hanya iklan, terutama dengan trafik yang sudah terenkripsi oleh browser modern. Oleh karena itu, ekstensi browser tetap menjadi satu-satunya solusi yang efektif untuk memblokir iklan dan pelacak.

Firefox: Teman Terbaik Pengguna Ad Blocker?

Dalam diskusi dengan Ghostery, Schmetz dengan tegas menyarankan pengguna untuk beralih dari Chrome dan mempertimbangkan Firefox sebagai alternatif. Firefox adalah satu-satunya browser besar yang tidak terpengaruh oleh perubahan Manifest V3 dan memungkinkan ad blocker untuk tetap berfungsi seperti biasa. Selain itu, Ghostery Private Browser, yang juga didasarkan pada Firefox, tetap memberikan perlindungan privasi yang maksimal.

Schmetz mengatakan bahwa, “Jika kita berbicara secara informal, saya akan mencoba meyakinkan Anda bahwa Firefox adalah teman terbaik Anda. Di masa depan, mungkin hanya Firefox yang akan memungkinkan ad blocker berfungsi penuh.”

Bisnis di Balik Ad Blocker

Perlu dicatat bahwa Ghostery adalah perusahaan swasta yang menyediakan berbagai alat privasi, termasuk ad blocker. Sebelumnya, mereka menawarkan suite produk privasi dengan harga $4.99 per bulan (sekitar 80 ribu rupiah), namun kini mereka beralih ke model donasi. Tentu saja, ini menunjukkan bahwa di balik setiap ekstensi, termasuk ad blocker, selalu ada kepentingan bisnis yang mendukungnya.

uBlock Origin, salah satu ad blocker paling populer, mengambil pendekatan yang berbeda. Sebagai proyek open-source, uBlock Origin Lite dirancang dengan sengaja untuk mematuhi aturan Google, namun dengan fungsionalitas yang jauh lebih terbatas dibandingkan versi aslinya. Ini menunjukkan bahwa bahkan dengan kepatuhan penuh terhadap Manifest V3, kemampuan untuk memblokir iklan akan jauh berkurang, terutama di situs-situs besar seperti YouTube.

Masa Depan Browser dan Ad Blocker

Dengan dominasi Chrome di pasar browser, apakah ada kemungkinan perubahan besar di masa depan? Menurut Schmetz, “Kesadaran akan kekuatan besar yang dimiliki Google semakin meningkat. Google memiliki lebih banyak kekuatan daripada banyak pemerintah, karena penggunanya tersebar di seluruh dunia.”

Dominasi Google dalam bidang browser, pencarian, dan iklan memang menjadi perhatian. Ada kemungkinan di masa mendatang, tekanan dari pemerintah atau badan pengawas di berbagai negara dapat memaksa Google untuk membatasi pengaruhnya dalam industri ini. Namun, hingga saat itu tiba, pengguna yang menginginkan privasi dan kebebasan dari iklan harus mencari solusi alternatif di luar ekosistem Chrome, seperti menggunakan Firefox atau Brave, yang lebih fokus pada privasi pengguna.

Kesimpulan

Perubahan yang dibawa oleh Manifest V3 jelas merupakan langkah signifikan yang memengaruhi cara kerja ekstensi ad blocker, terutama di Chrome. Bagi pengguna yang peduli dengan privasi dan kebebasan dari iklan, perubahan ini menimbulkan tantangan besar. Meski demikian, solusi tetap ada, baik dengan mencari ekstensi yang patuh pada Manifest V3, atau beralih ke browser lain seperti Firefox yang lebih mendukung ekosistem ad blocker.

Dengan posisi dominan Chrome di pasar, pengguna harus lebih kritis dan cerdas dalam memilih alat dan platform yang mereka gunakan untuk menjelajah internet, demi menjaga privasi dan pengalaman online yang lebih baik.

Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda. Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik. Terima kasih atas dukungan Anda!