Hari Terpendek Ketiga di Tahun 2025, Apa yang Terjadi pada Bumi?
Pada Selasa, 5 Agustus 2025, Bumi mencatat hari terpendek ketiga sepanjang tahun ini. Fenomena ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai penyebabnya dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Mengapa rotasi Bumi bisa berubah? Bagaimana perubahan tersebut memengaruhi sistem global?
Pada tanggal tersebut, rotasi planet Bumi tercatat lebih cepat 1,25 milidetik dibandingkan durasi hari normal. Perubahan kecil ini mungkin terdengar tidak signifikan, namun dalam dunia ilmiah dan teknologi, efeknya sangat besar. Hal ini bukanlah kejadian terisolasi, karena sebelumnya para ilmuwan juga telah mengamati percepatan serupa pada bulan Juli 2025. Misalnya, pada 9 Juli, rotasi Bumi lebih cepat 1,30 milidetik, sedangkan pada 22 Juli, kecepatannya meningkat hingga 1,38 milidetik.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rotasi Bumi
Rotasi Bumi tidak selalu konstan. Dalam beberapa waktu, ia bisa melambat atau mempercepat akibat berbagai faktor. Beberapa di antaranya adalah gaya gravitasi dari Bulan dan Matahari, sirkulasi atmosfer, pergerakan lautan, serta dinamika di inti Bumi. Namun, kali ini, rotasi Bumi justru semakin cepat, meskipun secara teori, pencairan es kutub dan redistribusi massa dari permukaan laut seharusnya memperlambat rotasi.
Perubahan ini membingungkan para ilmuwan dan memicu munculnya hipotesis baru. Salah satu dugaan utama menyebutkan bahwa pergerakan inti Bumi, khususnya inti cair, dapat memengaruhi momentum sudut rotasi. Ketika terjadi perubahan besar di dalam inti Bumi, lapisan luar Bumi, tempat manusia tinggal, bisa berputar sedikit lebih cepat dari biasanya.
Dampak Perubahan Rotasi pada Kehidupan Harian
Secara kasat mata, perubahan sekecil 1,25 milidetik tidak terasa dalam rutinitas harian kita. Namun, bagi dunia teknologi dan sistem global, perubahan ini memiliki implikasi besar. Sistem seperti GPS, navigasi satelit, komunikasi internasional, server waktu, dan data global, serta transaksi keuangan digital, semua bergantung pada akurasi waktu universal (UTC).
Ketidaksesuaian kecil dalam sinkronisasi waktu dapat menyebabkan masalah serius jika tidak diantisipasi dengan baik. Sejak tahun 1972, detik kabisat ditambahkan secara berkala untuk menyesuaikan waktu atomik dengan perlambatan rotasi Bumi. Namun, sejak 2016, tidak ada lagi detik tambahan yang diperlukan, menunjukkan bahwa rotasi Bumi justru semakin cepat.
Jika tren ini terus berlanjut, para ilmuwan memprediksi bahwa sekitar tahun 2029, mungkin akan diperlukan pengurangan satu detik dari jam atom. Proses ini disebut “detik kabisat negatif”, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Tantangan Teknis yang Di Hadapi
Meski hanya satu detik, pengurangan ini akan menjadi tantangan teknis besar. Sistem digital di seluruh dunia, mulai dari basis data, algoritma keuangan, hingga server global, dirancang untuk menambahkan waktu, bukan menguranginya. Jika detik kabisat negatif benar-benar diterapkan, dunia teknologi harus melakukan penyesuaian besar-besaran untuk menghindari bug, error, atau bahkan potensi kegagalan sistem.
Perubahan kecil dalam rotasi Bumi bisa menjadi pelajaran penting tentang betapa sensitifnya sistem yang kita gunakan setiap hari. Meskipun tidak terlihat, dampaknya bisa sangat luas dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan modern. Para ilmuwan terus memantau fenomena ini, mencoba memahami mekanisme yang mendasarinya dan mempersiapkan langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.