Mobil Listrik Bekas Turun Harga, Pedagang: Jangan Tunda Beli

Peringatan Pedagang Mobil Bekas terhadap Harga Mobil Listrik Bekas yang Turun Cepat

Para pedagang mobil bekas memberikan peringatan penting kepada calon pembeli atau penjual mobil listrik bekas. Mereka menyarankan agar mobil listrik bekas (mobkas EV) tidak disimpan terlalu lama karena harga jualnya cenderung turun secara signifikan. Hal ini terutama terjadi jika mobil listrik baru muncul dengan penawaran diskon besar.

Salah satu pedagang mobil bekas dari Jordy Mobil, Kemayoran, menjelaskan bahwa kebijakan penjualan mobil listrik bekas kini lebih rumit dibandingkan sebelumnya. Ia menyebutkan bahwa jika mobil listrik bekas disimpan terlalu lama, maka akan sulit untuk dijual kembali, terutama ketika ada model baru yang diluncurkan dengan penawaran menarik.

“Kalau dia (pedagang) sudah pegang lama lalu ada diskon gede-gedean dari mobil baru, ya susah jual pasti. Intinya, jualan mobil listrik bekas itu sekarang enggak boleh pegang lama-lama,” ujarnya.

Meskipun begitu, minat terhadap mobil listrik bekas masih ada, meski belum sebesar mobil konvensional. Contohnya adalah BYD M6 yang baru masuk showroom-nya dan laku dalam waktu kurang dari seminggu. Namun, secara umum, permintaan terhadap mobil listrik bekas masih kalah dibandingkan mobil berbahan bakar konvensional.

Kendala Utama dalam Pembelian Mobil Listrik Bekas

Rama, pemilik showroom Rama Dagang Mobil, juga mengungkapkan kendala utama dalam membeli mobil listrik bekas. Salah satunya adalah minimnya dukungan dari lembaga pembiayaan (leasing). Banyak calon pembeli akhirnya mundur karena tidak mendapatkan fasilitas pembiayaan yang memadai.

“Pertama, pasarnya masih jarang. Kedua, leasing-nya belum mau. Sekitar 70 persen di tempat saya itu (beli mobil bekas) masih lewat leasing, orang sekarang jarang yang beli cash,” jelas Rama.

Menurut Rama, mayoritas pembeli mobil bekas membeli karena kebutuhan, bukan untuk mencoba teknologi baru seperti kendaraan listrik. “Kalau pembeli mobil bekas itu biasanya lebih ke kebutuhan, bukan sekadar ‘yang penting punya’, jadi enggak cari mobil listrik,” katanya.

Sebaliknya, pembeli mobil listrik umumnya sudah memiliki kendaraan utama dan membeli EV sebagai pelengkap. “Hitung-hitungannya jelas. Mereka biasanya sudah punya mobil utama, lalu pengin punya yang listrik untuk coba-coba atau hemat operasional,” ujarnya.

Harga Anjlok dalam Setahun

Fenomena anjloknya harga mobil listrik bekas juga diungkapkan oleh Direktur OLXMobbi, Agung Iskandar. Ia menyebutkan bahwa harga jual mobil listrik bekas memang turun tajam karena cepatnya kemunculan model-model baru.

Sebagai contoh, harga baru BYD Seal Premium mencapai Rp 639 juta dan Seal Performance AWD Rp 750 juta. Namun dalam waktu satu tahun setelah peluncuran, harga bekasnya di marketplace turun sekitar Rp 200 jutaan. Begitu pula dengan Wuling BinguoEV yang harga barunya Rp 330 jutaan, kini dalam usia setahun harga bekasnya hanya di kisaran Rp 200 jutaan.

Kondisi ini membuat pedagang mobil bekas harus lebih berhati-hati dan cepat dalam menjual unit mobil listrik agar tidak mengalami kerugian besar. Mereka harus selalu memantau tren pasar dan menyesuaikan strategi jual beli sesuai perkembangan teknologi dan model kendaraan yang muncul.

Exit mobile version