istrik adalah kebutuhan dasar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Setiap rumah, bisnis, dan industri memerlukan pasokan listrik yang andal untuk menjalankan berbagai kegiatan. Di Indonesia, PT PLN (Persero) adalah perusahaan listrik negara yang bertanggung jawab untuk menyediakan pasokan listrik kepada masyarakat. Salah satu aspek yang penting dalam penggunaan listrik adalah tarif per kWh yang harus dibayar oleh pelanggan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dan memahami tarif PLN per kWh di Indonesia.
PLN menggunakan sistem tarif yang berbeda untuk berbagai jenis pelanggan. Terdapat tiga kelompok tarif utama yang diterapkan, yaitu Tarif Golongan R-1 untuk rumah tangga, Tarif Golongan B untuk bisnis, dan Tarif Golongan I untuk industri. Mari kita bahas masing-masing tarif ini secara lebih rinci.
- Tarif Golongan R-1 (Rumah Tangga): Tarif Golongan R-1 diterapkan untuk rumah tangga dengan daya listrik yang relatif kecil. Tarif ini dibagi lagi menjadi beberapa kategori, seperti R-1/450VA, R-1/900VA, R-1/1300VA, R-1/2200VA, dan R-1/3500VA. Tarif per kWh untuk setiap kategori ini berbeda-beda.
Misalnya, untuk R-1/450VA, tarif per kWh yang diterapkan adalah sebesar Rp1.467 pada awal tahun 2023. Namun, penting untuk dicatat bahwa tarif ini dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kebijakan PLN dan regulasi pemerintah terkait.
- Tarif Golongan B (Bisnis): Tarif Golongan B diterapkan untuk pelanggan bisnis dengan daya listrik yang lebih besar daripada rumah tangga. Tarif ini juga memiliki beberapa subkelompok, seperti B1, B2, B3, B4, dan B5. Setiap subkelompok memiliki tarif per kWh yang berbeda dan ditentukan berdasarkan jumlah daya yang digunakan oleh pelanggan.
Tarif Golongan B sering kali lebih tinggi dibandingkan dengan Tarif Golongan R-1 karena kebutuhan daya yang lebih besar dalam operasional bisnis. Tarif ini juga tunduk pada perubahan yang dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti fluktuasi harga energi global dan kebijakan pemerintah.
- Tarif Golongan I (Industri): Tarif Golongan I diterapkan untuk pelanggan industri dengan kebutuhan daya yang sangat besar. Pelanggan industri seringkali menggunakan mesin-mesin dan peralatan yang memerlukan pasokan listrik yang sangat besar untuk operasional mereka.
Tarif Golongan I lebih kompleks karena tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat pemakaian, waktu pemakaian, dan karakteristik industri yang bersangkutan. Dalam beberapa kasus, pelanggan industri dapat memperoleh tarif yang lebih rendah melalui kesepakatan khusus dengan PLN, terutama jika mereka adalah konsumen yang sangat besar.
Berikut Tarif PLN per kWh April sampai Juni 2023 ⏭️

Selain tarif dasar, terdapat juga komponen biaya tambahan seperti biaya beban, pajak, dan biaya layanan. Komponen-komponen ini dapat mempengaruhi total tagihan listrik bulanan pelanggan.
Perlu diingat bahwa tarif PLN per kWh di atas hanya merupakan contoh dan dapat berubah dari waktu ke waktu. PLN secara rutin mengevaluasi tarifnya berdasarkan faktor-faktor seperti inflasi, biaya operasional, investasi, dan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, penting bagi pelanggan untuk memperoleh informasi tarif terbaru langsung dari PLN atau mengunjungi situs web resmi mereka.
Dalam kesimpulan, tarif PLN per kWh di Indonesia bervariasi tergantung pada golongan pelanggan (rumah tangga, bisnis, atau industri) dan jumlah daya yang digunakan. Memahami tarif ini penting agar pelanggan dapat merencanakan penggunaan listrik mereka dengan bijaksana dan mengelola anggaran dengan baik. Jaga agar Anda tetap terinformasi tentang perubahan tarif yang mungkin terjadi agar Anda dapat mengatur keuangan Anda secara efektif dalam menggunakan listrik.