Penggunaan Token Listrik Rp 200.000 pada Berbagai Daya Rumah
Banyak orang sering bertanya-tanya tentang berapa banyak kilowatt hour (kWh) yang bisa diperoleh saat membeli token listrik sebesar Rp 200.000. Pertanyaan ini muncul karena jumlah kWh yang diterima tidak selalu sama, tergantung dari beberapa faktor seperti tarif listrik, daya rumah, dan juga pajak serta biaya tambahan lainnya.
Memahami besaran kWh dari pembelian token ini sangat penting, karena dapat membantu pengguna dalam merencanakan penggunaan energi listrik. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih bijak dalam mengelola konsumsi listrik harian dan menyesuaikan kebiasaan agar tetap hemat.
Lalu, berapa lama token listrik senilai Rp 200.000 akan habis untuk rumah dengan daya 900 VA dan 1.300 VA?
Perbedaan Jumlah kWh Berdasarkan Golongan Daya
Menurut informasi yang diberikan oleh Manajer Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UID Jawa Timur, Dana Puspita Sari, jumlah kWh yang diperoleh dari pembelian token listrik dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk tarif listrik sesuai golongan daya yang digunakan pelanggan. Selain itu, juga ada pengaruh dari Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) serta biaya administrasi pembelian.
Dana menjelaskan detail jumlah kWh yang diterima untuk berbagai jenis daya rumah, yaitu:
900 VA Subsidi
Harga per kWh untuk rumah berdaya 900 VA subsidi adalah Rp 605. Jika seseorang membeli token listrik sebesar Rp 200.000, maka akan mendapatkan sekitar 291,74 kWh.
Misalnya, jika rata-rata penggunaan listrik per hari adalah 5 kWh, maka token listrik tersebut akan habis dalam waktu sekitar 58 hari.
900 VA Tidak Subsidi
Untuk rumah berdaya 900 VA yang tidak termasuk kategori subsidi, harga per kWh mencapai Rp 1.352. Dengan demikian, token listrik senilai Rp 200.000 akan memberikan sekitar 130,54 kWh.
Jika rata-rata penggunaan listrik per hari adalah 5 kWh, maka token tersebut akan habis dalam waktu sekitar 26 hari.
1.300 VA
Harga per kWh untuk rumah berdaya 1.300 VA adalah Rp 1.445. Dengan pembelian token listrik sebesar Rp 200.000, pengguna akan mendapatkan sekitar 122,18 kWh.
Jika rata-rata penggunaan listrik per hari adalah 5 kWh, maka token tersebut akan habis dalam waktu sekitar 24 hari.
Tips Mengelola Konsumsi Listrik
Dengan mengetahui besaran kWh yang diperoleh dari pembelian token listrik, pengguna dapat lebih mudah mengatur penggunaan listrik harian. Misalnya, jika pengguna tahu bahwa token Rp 200.000 hanya cukup untuk 24 hari di rumah berdaya 1.300 VA, mereka bisa berusaha mengurangi penggunaan alat elektronik atau beralih ke penggunaan yang lebih efisien.
Selain itu, pengguna juga bisa memperhatikan perbedaan tarif antara daya yang bersubsidi dan tidak bersubsidi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan ketika memilih daya listrik yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial.
Dengan kesadaran yang lebih baik tentang penggunaan listrik, masyarakat bisa menghemat biaya dan menjaga keberlanjutan penggunaan energi.