Apakah Google Form Bisa Mendeteksi Kecurangan Saat Ujian?

Google Forms telah menjadi salah satu alat paling populer untuk membuat ujian online, terutama di kalangan pendidik dan pelatih daring. Namun, muncul pertanyaan penting: apakah Google Form bisa mendeteksi kecurangan saat ujian? Pertanyaan ini tidak hanya relevan secara teknis, tetapi juga menyentuh aspek etika dan keadilan dalam evaluasi daring.
Artikel ini akan mengulas kemampuan Google Form dalam mendeteksi kecurangan, membandingkan fitur-fiturnya dengan platform proctoring profesional, serta memberikan tips agar ujian online tetap aman dan terpercaya.
1. Keterbatasan Deteksi Kecurangan di Google Forms
Google Forms memang praktis dan mudah digunakan, namun secara default tidak dirancang sebagai platform proctoring. Artinya, ia tidak memiliki kemampuan untuk memantau aktivitas peserta ujian secara langsung, seperti membuka tab lain, berbagi layar, atau menggunakan bantuan eksternal.
Menurut Google Support, fitur yang tersedia untuk pengawasan terbatas pada beberapa hal berikut:
Mode Terkunci (Locked Mode) di Chromebook, yang mencegah peserta berpindah tab atau membuka aplikasi lain.
Pengumpulan alamat email untuk memastikan identitas pengguna.
Batas satu respons per akun agar peserta tidak bisa mengirim ulang jawaban.
Acak urutan pertanyaan dan opsi jawaban untuk mengurangi kemungkinan mencontek.
Namun, semua fitur tersebut bersifat pencegahan pasif, bukan deteksi aktif. Dengan kata lain, Google Form belum bisa “mengetahui” bila seseorang mencontek, kecuali jejak aktivitasnya terlihat dalam log waktu atau perbedaan pola respons.
2. Mode Terkunci di Chromebook: Perlindungan Terbatas
Salah satu solusi resmi dari Google adalah Locked Mode on Chromebooks, yang tersedia melalui integrasi dengan Google Workspace for Education. Mode ini berfungsi untuk membatasi aktivitas peserta agar tidak bisa berpindah ke aplikasi atau tab lain selama ujian berlangsung.
Meski demikian, fitur ini hanya berlaku bagi pengguna Chromebook dan tidak berjalan di perangkat Windows, macOS, atau smartphone. Menurut AutoProctor, ini membuat sistem pengawasan ujian di Google Forms tidak universal dan mudah diakali jika peserta menggunakan perangkat lain.
Selain itu, pengawasan visual seperti pantauan kamera atau rekaman layar tidak tersedia secara bawaan, sehingga jika peserta menggunakan perangkat sekunder (misalnya smartphone lain), sistem tidak akan mengetahuinya.
3. Add-on dan Integrasi Proctoring: Solusi Pihak Ketiga
Karena keterbatasan bawaan tersebut, muncul berbagai add-on dan layanan proctoring eksternal yang dapat diintegrasikan dengan Google Forms. Beberapa yang populer antara lain:
| Nama Add-on / Platform | Fitur Utama | Tipe Pengawasan |
|---|---|---|
| AutoProctor | Rekaman webcam, deteksi tab switching, laporan kejujuran | Proctor otomatis |
| ExtendedForms | Timer ujian, batas waktu otomatis, laporan waktu kirim | Pengawasan ringan |
| Talview | Integrasi proctoring profesional, AI monitoring | Pengawasan real-time |
| Proctorio | Pemantauan layar dan audio berbasis AI | Pengawasan visual dan perilaku |
| ClassMarker / Respondus | Sistem ujian dengan pengawasan ketat dan browser aman | Platform terintegrasi |
Menurut Talview, Google Form tidak dapat mendeteksi aktivitas mencurigakan tanpa bantuan pihak ketiga. Fitur-fitur seperti tab change detection, screen monitoring, dan AI behavior tracking hanya tersedia melalui integrasi proctoring yang berbayar.
4. Analisis Akademis: Deteksi Kecurangan Bukan Solusi Tunggal
Beberapa penelitian di PubMed menunjukkan bahwa deteksi kecurangan dalam ujian daring tidak dapat mengandalkan satu metode saja. Log aktivitas browser, rekaman kamera, dan analisis pola jawaban memang membantu, tetapi tidak menjamin 100% kejujuran.
Pendekatan yang paling efektif adalah menggabungkan teknologi proctoring dengan desain soal yang menuntut pemahaman mendalam, seperti:
Soal berbasis studi kasus atau analisis.
Pengacakan soal dan pilihan jawaban.
Penggunaan waktu yang ketat.
Pembatasan satu respons per akun Google.
Dengan strategi tersebut, bahkan tanpa pengawasan visual, tingkat kecurangan dapat ditekan secara signifikan.
5. Tantangan Etika dan Privasi dalam Proctoring
Menurut laporan TechCrunch, beberapa platform proctoring seperti Proctorio dan Examity pernah menuai kritik karena penggunaan kamera dan pelacakan perilaku yang dianggap melanggar privasi mahasiswa. Dalam beberapa kasus, algoritma AI yang digunakan untuk mendeteksi “perilaku mencurigakan” juga keliru dan menimbulkan ketidakadilan bagi peserta.
Dengan demikian, meskipun proctoring dapat memperkuat keamanan ujian, pendidik tetap harus menjaga keseimbangan antara pengawasan dan privasi peserta. Alternatif yang lebih etis adalah menciptakan soal terbuka, berbasis proyek, atau esai singkat yang sulit dikerjakan dengan bantuan otomatis.
6. Strategi Praktis Mencegah Kecurangan di Google Forms
Agar ujian di Google Form tetap adil, pendidik dapat menerapkan beberapa langkah berikut:
🔒 Pengaturan Teknis:
Aktifkan batas satu respons per akun Google.
Gunakan acak urutan soal dan jawaban.
Aktifkan pengumpulan email untuk identifikasi peserta.
Atur batas waktu ujian melalui add-on seperti ExtendedForms.
Gunakan Locked Mode di Chromebook bila memungkinkan.
🧠 Strategi Akademik:
Gunakan soal berbasis analisis, bukan hafalan.
Campurkan soal uraian dan objektif.
Hindari memberi soal yang bisa dicari langsung di Google.
Jika ujian bernilai tinggi, gabungkan Google Form dengan proctoring eksternal.
Beri peringatan etika di awal ujian bahwa aktivitas peserta akan diaudit.
Menurut ExpressTech, kombinasi antara pengaturan teknis dan desain soal adaptif jauh lebih efektif daripada sekadar mengandalkan sistem deteksi otomatis.
7. Perbandingan Google Form dan Platform Proctoring Profesional
| Aspek | Google Forms | Platform Proctoring (Proctorio, Talview, dsb.) |
|---|---|---|
| Pemantauan Kamera | Tidak tersedia | Ya, real-time |
| Deteksi Tab Switching | Hanya di Chromebook | Ya, semua perangkat |
| Audit Log Jawaban | Terbatas (timestamp) | Lengkap dan analitis |
| Privasi Pengguna | Aman, minim pelacakan | Risiko tinggi jika tidak transparan |
| Biaya | Gratis | Umumnya berbayar |
| Kemudahan Akses | Sangat mudah | Butuh instalasi tambahan |
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Google Form unggul dalam aksesibilitas, tetapi kurang cocok untuk ujian dengan pengawasan ketat. Solusi ideal bergantung pada tujuan evaluasi dan tingkat kepercayaan yang dibutuhkan.
8. Masa Depan Pengawasan Digital: AI dan Integrasi Etis
Menurut The Guardian, bahkan teknologi AI modern yang digunakan untuk mendeteksi plagiarisme dan jawaban otomatis sering kali gagal membedakan antara hasil kerja manusia dan hasil dari ChatGPT atau model bahasa serupa. Ini menandakan bahwa pendidikan masa depan perlu fokus pada keaslian proses berpikir, bukan hanya hasil akhir.
Dengan demikian, daripada semata mencari cara agar Google Form bisa mendeteksi kecurangan, pendidik sebaiknya merancang asesmen yang mendorong pemahaman, kreativitas, dan orisinalitas siswa.
Kesimpulan
Jadi, apakah Google Form bisa mendeteksi kecurangan saat ujian?
Jawabannya: tidak sepenuhnya.
Google Form hanya mampu menyediakan mekanisme pencegahan dasar seperti batas satu respons, acak soal, dan mode terkunci di Chromebook. Untuk deteksi aktif seperti pemantauan layar atau kamera, diperlukan add-on atau platform proctoring eksternal.
Namun, pendekatan terbaik bukan hanya soal teknologi. Kombinasi antara desain soal yang baik, etika akademik, dan pengawasan proporsional adalah kunci agar ujian online tetap adil, transparan, dan bermakna.











