TikTok Tingkatkan Bagi Hasil Kreator Hingga 90 Persen
TikTok baru-baru ini mengumumkan perubahan signifikan dalam sistem pembagian pendapatan untuk kreator di Amerika Serikat dan Kanada. Dengan kebijakan terbaru, kreator akan menerima hingga 90 persen dari total pendapatan langganan (subscription earnings), yang menjadikan TikTok sebagai platform media sosial dengan bagi hasil tertinggi dibandingkan pesaing utamanya seperti YouTube dan Instagram.
Skema Baru TikTok
Mulai 1 Oktober 2025, TikTok menaikkan bagian dasar pendapatan kreator dari 50 persen menjadi 70 persen. Sementara itu, TikTok sendiri hanya mendapatkan 30 persen dari pendapatan bersih setelah dipotong biaya toko aplikasi. Selain itu, kreator juga berhak mendapatkan bonus tambahan hingga 20 persen, sehingga total pendapatan bisa mencapai 90 persen.
Sebelumnya, TikTok hanya memberikan 50 persen dari pendapatan dasar kepada kreator, sementara sisanya masuk ke kantong TikTok. Bonus performa sebesar 20 persen bisa ditambahkan, sehingga maksimal kreator hanya mendapat 70 persen. Dengan skema baru ini, kreator kini memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan penghasilan mereka.
Syarat Mendapatkan Bagi Hasil Maksimal
Untuk memenuhi syarat mendapatkan bagian pendapatan hingga 90 persen, kreator di Amerika Serikat dan Kanada harus memenuhi beberapa kriteria minimum. Berikut adalah syarat-syarat tersebut:
- Memiliki minimal 10.000 pengikut aktif
- Mencapai 1 juta tayangan video dalam satu bulan terakhir
Kreator yang memenuhi kedua syarat tersebut akan otomatis mendapatkan bagian dasar sebesar 70 persen. Tambahan bonus 20 persen diberikan berdasarkan performa konten, seperti tingkat keterlibatan (engagement rate), jumlah penonton aktif, hingga aktivitas audiens selama periode tertentu.
Selain itu, TikTok menyebut bahwa bonus ini bisa dipengaruhi oleh keikutsertaan kreator dalam “tantangan performa” atau pencapaian milestone khusus, yang sebelumnya digunakan untuk mendorong frekuensi posting dan aktivitas live streaming.
Tujuan Mempertahankan Kreator
Kebijakan baru ini muncul di tengah persaingan ketat antar-platform untuk menarik dan mempertahankan kreator konten. Beberapa bulan terakhir, TikTok sempat menghadapi ketidakpastian terkait ancaman larangan operasional di AS dan proses restrukturisasi kepemilikan. Hal ini disebabkan oleh undang-undang Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act yang mewajibkan ByteDance (induk TikTok) menjadikan TikTok sebagai perusahaan mandiri di AS atau menjualnya ke perusahaan non-China.
Setelah situasi mulai stabil, TikTok tampaknya bergerak cepat untuk memastikan para kreator tetap bertahan di platformnya. Langkah ini juga menjadi sinyal kuat bagi pesaing seperti YouTube dan Instagram, yang saat ini rata-rata hanya menawarkan pembagian pendapatan sekitar 70 persen bagi kreator.
Model Monetisasi Superfan Subscription
Kebijakan baru ini juga memperkuat model langganan superfan subscription, di mana kreator bisa menjual akses eksklusif kepada penggemar melalui konten spesial, livestream, atau obrolan pribadi. Model monetisasi ini disebut-sebut menjadi tulang punggung ekosistem kreator TikTok, karena bisa mengubah penggemar menjadi pendukung finansial langsung, dan kreator menjadi bisnis mandiri berskala kecil.
Meskipun kebijakan baru ini hanya berlaku untuk kreator di Amerika Utara dan Kanada, belum ada informasi lebih lanjut apakah kebijakan ini akan diperluas ke wilayah lain, termasuk Indonesia atau tidak. Yang jelas, kreator di luar Amerika Utara dan Kanada masih menganut bagi hasil 50 persen ditambah bonus performa 20 persen.