Mahasiswi Klaten Tidak Kembalikan iPhone 2 Bulan, Sewa Capai Rp7 Juta

Mahasiswi Klaten Menyewa Dua iPhone Selama Dua Bulan, Tapi Tak Kunjung Mengembalikannya

Seorang mahasiswi asal Klaten yang menyewa dua unit iPhone dari sebuah usaha persewaan di Boyolali selama kurang lebih dua bulan akhirnya tidak mengembalikan perangkat tersebut. Akibatnya, biaya sewa mencapai sekitar Rp 7 juta. Meskipun kedua unit iPhone telah berhasil diambil kembali, hingga saat ini uang sewa belum juga dibayarkan.

Gery Setiawan (21), pemilik usaha persewaan iPhone di Boyolali, menjelaskan bahwa awalnya mahasiswi itu hanya menyewa satu unit iPhone 11 dengan sistem pembayaran harian. Pada awalnya, pembayaran berjalan lancar dan teratur.

“Pembayarannya awal-awal lancar. Dia menyewa sampai seminggu hingga dua minggu dan selalu tepat waktu,” ujar Gery.

Namun, setelah beberapa waktu, mahasiswi tersebut kembali dan memutuskan untuk menyewa dua unit sekaligus, yaitu iPhone 11 Pro dan iPhone 11 Pro Max. Ia menyatakan alasan penggunaan dua unit adalah untuk dirinya sendiri dan adiknya. Namun, setelah beberapa hari, komunikasi antara Gery dan mahasiswi itu terputus total.

“Dia sempat bilang adiknya kecelakaan, tapi setelah itu tidak bisa dihubungi lagi. Semua nomor kami diblokir,” tambah Gery.

Penelusuran dan Pengambilan Ulang iPhone

Gery kemudian mencoba melacak lokasi perangkat yang disewa dan menemukannya di wilayah Ngemplak. Ia langsung mendatangi alamat tersebut. Awalnya, ia mencari-cari dan menemukan posisi perangkat di beberapa daerah. Akhirnya, saat menemukan lokasi di Ngemplak, ia langsung menuju ke sana.

Sayangnya, Gery tidak bertemu langsung dengan penyewa. Ia hanya menemui nenek dan adik mahasiswi tersebut, yang membantah mengetahui keberadaan iPhone yang disewa.

iPhone Kembali, Tapi Uang Sewa Masih Belum Dibayar

Meski akhirnya kedua unit iPhone berhasil diambil kembali, Gery masih kesulitan dalam memperoleh uang sewa yang menumpuk hingga Rp 7 juta. “Alasannya besok-besok,” kata Gery.

Hingga saat ini, Gery belum membuat laporan resmi ke pihak berwajib karena masih dalam proses pengumpulan bukti. Ia juga menduga bahwa ada penyedia jasa sewa lain yang menjadi korban dari mahasiswi yang sama.

“Kami sudah siapkan semua bukti dan akan melaporkan bersama teman-teman yang juga menjadi korban. Karena kemungkinan masih ada korban lain,” ujarnya.

Gery menyebut kasus ini sebagai yang terburuk dalam sejarah bisnis persewaan iPhone yang ia jalani sejak akhir Desember 2023. Sebelumnya, ada kasus serupa, tetapi pihak keluarga penyewa bertanggung jawab mengganti kerugian. Namun, kali ini, mahasiswi tersebut benar-benar hilang jejak.

Kemungkinan Korban Lain

Gery berharap dapat mengungkap kasus ini secara lengkap dan memberikan keadilan bagi para penyewa yang mungkin juga mengalami hal serupa. Ia menegaskan bahwa ia dan rekan-rekannya akan terus berupaya untuk menyelesaikan masalah ini.

“Saya harap kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi orang-orang yang ingin menyewa barang tanpa niat baik,” katanya.

Exit mobile version