Mengenal AI Psychosis: ChatGPT dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Peran Chatbot dalam Kehidupan Manusia

Chatbot telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia saat ini. Banyak orang memanfaatkan alat seperti ChatGT untuk berbagai keperluan, mulai dari bantuan pekerjaan hingga mendapatkan nasihat hubungan dan dukungan emosional. Tidak hanya itu, chatbot juga digunakan sebagai teman bagi sebagian pengguna.

Namun, tidak semua pengguna merasa nyaman dengan interaksi mereka. Beberapa pengguna mengeluh bahwa percakapan dengan chatbot terasa mengganggu. Semakin banyak laporan yang menunjukkan bahwa penggunaan chatbot dalam jangka panjang dapat memicu atau memperparah gejala psikotik pada sebagian orang. Dampaknya bisa sangat berbahaya dan menghancurkan.

Banyak pengguna melaporkan bahwa gangguan mental mereka disebabkan oleh kehilangan pekerjaan, hubungan yang retak, penahanan psikiatrik yang tidak disengaja, bahkan penangkapan dan hukuman penjara. Hal ini menunjukkan bahwa chatbot bisa memiliki efek yang tidak terduga pada kesehatan mental pengguna.

Mengenal AI Psychosis

Fenomena ini sering disebut sebagai AI psychosis atau ChatGPT psychosis. Meskipun istilah ini belum diakui secara resmi, ada pola yang mengkhawatirkan yang muncul dari pengalaman pengguna. AI psychosis didefinisikan sebagai kondisi di mana seseorang mengembangkan delusi atau keyakinan menyimpang yang dipicu oleh percakapan dengan sistem AI.

Menurut Dr. James MacCabe, profesor di King’s College London, istilah “psikosis” mungkin bukanlah istilah yang tepat. Istilah ini biasanya merujuk pada sekelompok gejala seperti gangguan berpikir, halusinasi, dan delusi yang sering terlihat pada kondisi seperti gangguan bipolar dan skizofrenia. Namun, dalam kasus ini, yang utama adalah delusi, bukan seluruh spektrum psikosis.

Para psikiater menyatakan bahwa fenomena ini lebih mencerminkan kerentanan yang sudah ada, tetapi muncul dalam konteks baru, bukan gangguan baru. Hal ini berkaitan erat dengan cara chatbot berkomunikasi. Secara desain, chatbot mencerminkan bahasa pengguna dan memvalidasi asumsi mereka. Ini bisa memperkuat pola pikir yang menyimpang pada orang yang lebih rentan.

Siapa yang Berisiko Terkena AI Psychosis?

Meskipun para ahli belum sepenuhnya memahami apa yang membuat seseorang rentan terhadap psikosis terkait AI, beberapa faktor risiko teridentifikasi. Menghabiskan banyak waktu berinteraksi dengan chatbot AI dan mengorbankan interaksi manusia tampaknya menjadi faktor penting.

Mayoritas pengguna chatbot tidak mengalami masalah, namun sekelompok kecil pengguna mungkin sangat rentan terhadap delusi setelah penggunaan jangka panjang. Beberapa laporan media menunjukkan bahwa individu tersebut tidak memiliki diagnosis kerentanan kesehatan mental sebelumnya. Namun, dokter memperingatkan adanya faktor risiko yang mungkin masih tersembunyi.

Dr. John Torous, seorang psikiater di Beth Israel Deaconess Medical Center, menjelaskan bahwa penggunaan chatbot sendiri tidak mungkin memicu psikosis jika tidak ada faktor risiko lain. Namun, orang-orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka memiliki risiko semacam ini.

Cara Tetap Aman Menggunakan Chatbot

Chatbot pada dasarnya tidak berbahaya, tetapi bagi sebagian orang, perlu berhati-hati. Psikiater menyarankan agar pengguna menghentikan penggunaan chatbot saat menghadapi krisis atau tekanan emosional. Mengakhiri hubungan dengan chatbot bisa sangat menyakitkan, mirip dengan putus cinta. Namun, menjauh dari chatbot bisa membawa perubahan positif, terutama ketika pengguna kembali berhubungan dengan dunia nyata dan mencari bantuan profesional.

Teman dan keluarga juga harus memperhatikan perubahan suasana hati, pola tidur, atau perilaku sosial, termasuk tanda-tanda penarikan diri. Mereka bisa menjadi indikator awal dari masalah kesehatan mental.

Tips untuk Pengguna Chatbot

Jika Anda merasa terganggu oleh interaksi dengan chatbot, pertimbangkan untuk mengurangi penggunaannya. Jika gejala memburuk, segera cari bantuan dari profesional kesehatan mental. Penting untuk tetap menjaga keseimbangan antara interaksi digital dan hubungan manusia.

Dengan kesadaran akan potensi risiko dan langkah-langkah pencegahan yang tepat, penggunaan chatbot bisa tetap aman dan bermanfaat.

Exit mobile version