Teknologi AI Membantu Ibu dalam MengASIhi Anak
Kehadiran teknologi kecerdasan buatan (AI) telah memberikan banyak manfaat bagi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam proses menyusui. Bagi ibu yang sedang mengASIhi anaknya, bantuan dari AI bisa menjadi solusi untuk menjadikan proses ini lebih mudah dan efisien.
Menyusui mungkin terlihat sederhana saat belum dilakukan, tetapi pada kenyataannya, proses ini sangat kompleks. Tidak hanya melelahkan, tetapi juga penuh tantangan dan risiko. Banyak ibu merasa membutuhkan alat atau bantuan canggih yang dapat membantu mereka dalam mengatur dan menghadapi masalah laktasi sejak dini.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut, para ahli di University of Florida College of Medicine telah mengembangkan model AI yang digunakan untuk mendukung ibu-ibu di UF Health Shands Hospital di Gainesville. Proyek bernama Maximizing Initiatives for Lactation Knowledge (MILK+) menggabungkan keahlian dokter, perawat, dan teknisi AI untuk mengidentifikasi ibu yang kurang memproduksi ASI dan meningkatkan kemampuan laktasi setelah pulang dari rumah sakit.
Salah satu pemimpin proyek, Dr. Helen Hu, menjelaskan bahwa menyusui memiliki banyak manfaat, namun sering kali dianggap sebagai proses alami yang mudah. Padahal, dalam praktiknya, proses ini bisa sangat menantang, terutama bagi ibu dengan bayi yang sangat rentan seperti bayi prematur di unit perawatan intensif neonatal (NICU).
Manfaat Menyusui Bagi Ibu dan Bayi
Menyusui tidak hanya memberikan nutrisi penting bagi bayi, tetapi juga memberikan banyak manfaat kesehatan bagi ibu. Penelitian menunjukkan bahwa menyusui dapat membantu proses pemulihan pasca persalinan serta mengurangi risiko kondisi seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kanker payudara maupun ovarium.
Di Florida, meskipun inisiasi laktasi mencapai 85 persen, durasi laktasi menurun secara signifikan seiring waktu. Hal ini menunjukkan bahwa meski awalnya baik, banyak ibu kesulitan menjaga kebiasaan menyusui hingga jangka panjang.
Bagi bayi, ASI memberikan manfaat khusus seperti pertumbuhan berat badan yang sehat dan perkembangan otak yang optimal. Khususnya bagi bayi prematur, ASI dapat mengurangi risiko infeksi dan penyakit lainnya.
Peran AI dalam Prediksi Tantangan Menyusui
Tim di UF Health Shands Children Hospital memiliki komite pendukung laktasi yang terdiri dari berbagai tenaga profesional, termasuk perawat, konsultan, dan konselor laktasi. Rumah sakit ini juga mendapatkan penghargaan Ramah Bayi dari Baby Friendly USA.
Para ilmuwan dan insinyur AI dari the UF College of Medicine Quality and Patient Safety bekerja sama dengan tim klinis untuk menyempurnakan dua model AI yang membantu memprediksi risiko tantangan menyusui. Model prenatal menggunakan informasi pasien untuk menentukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesulitan menyusui. Sementara itu, model postnatal menggunakan data produksi ASI saat bayi masih di rumah sakit untuk memprediksi kemampuan ibu dalam melanjutkan menyusui setelah pulang.
Dr. Tanja Magoc, direktur asosiasi tim AI/QI, menjelaskan bahwa model-model ini didasarkan pada data dari ribuan ibu dan bayi selama beberapa tahun. Dari ratusan fitur yang diamati, AI membantu menyaring informasi penting yang memengaruhi produksi ASI.
Pengembangan Protokol dan Dukungan untuk Pasien
Model-model AI ini telah menunjukkan prediksi yang akurat, terutama model postnatal yang mencapai tingkat akurasi 95 persen. Tim klinik sedang mengembangkan protokol standar untuk memastikan dukungan yang tepat waktu bagi pasien berisiko tinggi.
Selain itu, model AI juga memberikan daftar 10 faktor utama yang berkontribusi terhadap kemampuan ibu dalam menyusui. Model ini akan terus disempurnakan seiring penambahan data dari sampel pasien yang lebih besar.
Dr. Hu menekankan pentingnya komunikasi antara sisi klinis dan AI dalam pengembangan model ini. Tujuannya adalah agar dapat menempatkan berbagai hal dalam konteks yang benar dan menekankan tindakan yang bisa dilakukan.
Penting untuk diingat bahwa model AI hanya akan berjalan baik sebaik data yang digunakan untuk melatihnya. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa model ini tidak memiliki bias yang tidak terduga.
Seiring perkembangan teknologi, harapan besar ditempatkan pada model AI ini untuk memperluas layanan kesehatan di fasilitas-fasilitas lainnya. Dengan bantuan AI, proses menyusui bisa menjadi lebih mudah dan efektif bagi ibu dan bayi.