Rekrutmen Matt Deitke oleh Meta: Tawaran Fantastis untuk Kecerdasan Buatan
Meta, perusahaan teknologi terkemuka di dunia, kembali menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan kecerdasan buatan (AI) dengan merekrut Matt Deitke, seorang peneliti muda berusia 24 tahun yang dianggap sebagai salah satu talenta terbaik di bidang AI. Deitke dilaporkan telah menerima kontrak yang sangat besar, yaitu sekitar 250 juta dolar AS atau setara dengan Rp 4 triliun. Angka ini mencerminkan besarnya nilai yang diberikan Meta kepada Deitke.
Sebelumnya, Deitke menolak tawaran awal dari Zuckerberg, yang bernilai sekitar 125 juta dolar AS atau sekitar Rp 2 triliun selama empat tahun. Namun, ketertarikan Zuckerberg terhadap Deitke membuatnya memutuskan untuk bertemu langsung dan meningkatkan tawaran kerja. Dengan potensi pembayaran hingga 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,6 triliun pada tahun pertama, Deitke akhirnya menerima tawaran tersebut, yang mungkin menjadi paket gaji terbesar dalam sejarah Meta.
Komentar dari Profesor David Autor, ekonom di MIT, menyebut bahwa hal ini menunjukkan bahwa ilmuwan komputer kini dibayar seperti atlet profesional, sebuah fenomena yang menandai puncak dari balas dendam terhadap para “nerd” di masa lalu.
Latar Belakang dan Kontribusi Deitke
Matt Deitke baru saja keluar dari program doktoral ilmu komputer di Universitas Washington. Setelah meninggalkan program doktornya, ia bekerja di Allen Institute for Artificial Intelligence di Seattle, AS, tempat ia memimpin pengembangan Molmo. Molmo adalah chatbot berbasis AI yang mampu memproses berbagai jenis data, termasuk gambar, suara, dan teks. Platform ini memiliki kesamaan dengan sistem multimoda yang sedang dikembangkan oleh Meta saat ini.
Deitke juga ikut mendirikan Vercept, sebuah startup yang fokus pada agen AI yang dapat menjalankan tugas secara mandiri menggunakan perangkat lunak berbasis internet. Perusahaan ini berhasil mengumpulkan 16,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 270 miliar dari para investor, termasuk mantan CEO Google, Eric Schmidt.
Pengakuan dan Prestasi
Karya inovatif Deitke dalam kumpulan data 3D, lingkungan AI, dan model multimoda memberinya pengakuan luas. Salah satunya adalah Penghargaan Makalah Luar Biasa di NeurIPS 2022, yang merupakan penghargaan tertinggi dalam komunitas penelitian AI.
Rekrutmen Deitke oleh Meta menunjukkan upaya agresif perusahaan dalam bersaing dalam bidang kecerdasan buatan. Selain itu, Meta dilaporkan telah membayar lebih dari 1 miliar dolar AS untuk membangun daftar bintang peneliti AI. Contohnya adalah Ruoming Pang, mantan kepala tim modal AI Apple, yang bergabung dengan tim Superintelligence Labs dengan paket kompensasi bernilai lebih dari 200 juta dolar AS.
Kekhawatiran tentang Ketimpangan Ekonomi
Namun, proyek besar Meta ini memicu kekhawatiran tentang ketimpangan ekonomi di era dominasi AI. Ramesh Srinivasan, profesor Studi Informasi dan Desain/Seni Media di UCLA, menyatakan bahwa model pembangunan AI oleh perusahaan-perusahaan seperti Meta menjadi penyebab utama ketimpangan yang semakin melebar.
Menurut Srinivasan, perusahaan-perusahaan ini memberikan ratusan juta dolar AS kepada segelintir peneliti elit, sementara pada saat yang sama, mereka memberhentikan ribuan pekerja, termasuk moderator konten yang sering tidak diklasifikasikan sebagai karyawan penuh. Ia menegaskan bahwa pekerjaan-pekerjaan ini ingin digantikan oleh sistem AI yang sedang dikembangkan secara agresif oleh Meta dan perusahaan sejenisnya.
Komitmen Zuckerberg untuk Tim Elit
Zuckerberg mengatakan kepada para investornya bahwa ia sedang membangun tim yang elit dan berbakat. Menurutnya, dengan menghabiskan ratusan miliar dolar AS untuk komputasi dan membangun klaster berkapasitas gigawatt, adalah hal yang masuk akal untuk bersaing sangat ketat dan melakukan apapun untuk mendapatkannya.