Pahami Etika dan Aturan Tak Tertulis Saat Mengisi Baterai Mobil Listrik di SPKLU

Pentingnya Etika dan Kesadaran Pengguna Mobil Listrik di Stasiun Pengisian Umum

Penggunaan mobil listrik semakin meningkat, namun masih banyak pengguna yang belum memahami aturan dan etika dalam menggunakan stasiun pengisian daya umum (SPKLU). Hal ini menyebabkan gangguan terhadap ekosistem pengisian daya publik. Beberapa kebiasaan buruk seperti membiarkan kendaraan terisi penuh hingga 100 persen atau tetap berada di tempat parkir SPKLU meskipun sudah selesai mengisi daya sering kali menjadi masalah.

Arwani Hidayat, Ketua Umum Komunitas Mobil Elektrik Indonesia (Koleksi), menekankan bahwa pengguna mobil listrik perlu memahami etika dan aturan tidak tertulis saat menggunakan SPKLU. Ia memberikan contoh, beberapa mobil listrik memiliki colokan CCS2 yang bisa diisi dayanya di rumah tanpa masalah. Namun, ketika digunakan di jalan atau di SPKLU, sistem manajemen baterai hanya mampu menerima daya sekitar 15 kW per jam.

“Jika kapasitas baterai mobil tersebut 20 kWh, maka diperlukan waktu satu setengah jam untuk mengisi penuh. Jika jumlah mobil seperti ini banyak dan digunakan di SPKLU, hal ini bisa mengganggu ekosistem. Orang lain akan kesulitan karena harus menunggu lama, padahal mesinnya mampu mengalirkan daya lebih besar,” ujar Arwani.

Ia juga menegaskan bahwa diperlukan regulasi untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan mobil listrik dan kebutuhan infrastruktur SPKLU. “Jangan sampai kita hanya menjadi pasar mobil murah yang tidak sesuai dengan ekosistem. Ini harus diatur agar tidak terjadi antrian panjang di SPKLU,” katanya.

Tips Efektif dan Efisien Saat Mengisi Daya

Dari sisi pengguna, Arwani menyebutkan ada dua hal penting yang perlu diperhatikan: efektivitas dan efisiensi pengisian daya serta etika saat menggunakan SPKLU.

Pertama, tentang efektivitas dan efisiensi. Ia menyarankan, khususnya saat menggunakan SPKLU, pengisian daya sebaiknya dihentikan di level 80 persen jika kondisi sedang ramai atau ada antrian.

“Jika kondisi SPKLU kosong, silakan isi sampai 100 persen. Tapi kalau ada yang antre, cukup sampai 80 persen. Dari 80 ke 100 persen itu butuh waktu 20 sampai 30 menit, dan justru bikin antrian semakin panjang,” ujarnya.

Selain itu, menurut berbagai literatur, menghentikan pengecasan di 80 persen juga bisa membuat baterai lebih awet. Ini merupakan langkah bijak untuk menjaga kualitas baterai mobil listrik.

Etika Saat Menggunakan SPKLU

Kedua, soal etika. Setelah selesai melakukan pengisian, pemilik sebaiknya segera memindahkan mobil dari tempat charging.

“Jangan pura-pura enggak tahu, misalnya ditinggal makan padahal sudah penuh. Setiap mobil kan ada notifikasi di aplikasi, jadi kita bisa cek. Kalau sudah 100 persen, segera pindahkan supaya orang lain bisa pakai,” ucap Arwani.

Ia juga menyoroti kebiasaan buruk sebagian pengguna yang memarkir mobil di area SPKLU tanpa melakukan pengisian. Ada yang sekadar parkir, ada juga yang pura-pura colok kabel tanpa transaksi.

“Ini jelas tidak beretika. Di beberapa negara, perilaku seperti ini sudah dikenakan sanksi berupa denda. Bahkan di Indonesia, beberapa penyedia SPKLU sudah menerapkan idle fee. Misalnya, kalau 15 menit setelah charging selesai mobil tidak dipindahkan, maka biaya tambahan akan terus berjalan seperti tarif parkir,” ujarnya.

Sosialisasi dan Budaya Tertib

Sebagai bentuk sosialisasi, komunitas Koleksi bahkan membuat “wall of shame” di media sosial. Setiap ada pengguna yang parkir sembarangan atau tidak beretika di SPKLU, fotonya akan didokumentasikan dan diunggah ke Facebook atau Instagram.

“Tujuannya supaya pemiliknya malu. Kita ingin budaya tertib charging ini bisa terbentuk, karena mobil listrik bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal perilaku penggunanya,” ucap dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda.Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik.Terima kasih atas dukungan Anda!