Panduan Cerdas Beli Mobil Listrik Murah

Tren Mobil Listrik di Indonesia dan Tips Memilih yang Tepat

Penggunaan mobil listrik semakin populer di Indonesia, terutama karena semakin banyak pilihan mobil listrik dengan harga yang lebih terjangkau. Namun, keputusan untuk membeli mobil listrik sebaiknya tidak dilakukan secara terburu-buru atau hanya berdasarkan harga.

Menurut Arwani Hidayat, Ketua Umum Komunitas Mobil Elektrik Indonesia (Koleksi), memilih mobil listrik bukanlah hal yang sederhana. “Mobil listrik digunakan dalam jangka waktu yang panjang, jadi kita harus benar-benar memperhatikan berbagai aspek,” ujarnya.

Tips dan Trik Memilih Mobil Listrik yang Tepat

Berikut beberapa tips yang bisa menjadi panduan saat memilih mobil listrik:

  • Reputasi Produsen

    Produsen yang sudah berpengalaman dan memiliki reputasi baik di industri otomotif lebih dapat dipercaya, terutama dalam hal kualitas dan keamanan. Pastikan produsen tersebut memiliki pengalaman dalam produksi mobil listrik.

  • Layanan Purna Jual (After Sales)

    Layanan purna jual sangat penting karena bisa memengaruhi pengalaman pemilik mobil. Misalnya, jika suku cadang harus datang dari luar negeri, maka proses perbaikan akan memakan waktu lama.

  • Kemampuan Finansial

    Setiap orang harus menimbang secara realistis: dengan dana yang dimiliki, mobil listrik apa yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi penggunaannya.

  • Sistem Pengisian Daya

    Sistem pengisian daya (charging) sangat penting. Pastikan mobil listrik yang dipilih menggunakan colokan yang kompatibel dengan infrastruktur charging di Indonesia. Misalnya, umumnya menggunakan CCS2. Jika mobil menggunakan jenis lain, maka penggunaan akan menjadi lebih rumit.

Perhatikan Kapasitas Baterai dan Sistem Manajemen Baterai

Baterai adalah komponen paling penting dalam mobil listrik. Kapasitas baterai menentukan seberapa jauh mobil bisa berjalan. Selain itu, sistem manajemen baterai (Battery Management System/BMS) juga memengaruhi kecepatan pengisian daya.

  • Kapasitas Baterai

    Baterai dengan kapasitas kecil akan membuat mobil harus sering diisi ulang. Contohnya, mobil dengan baterai 30 kWh dan hanya bisa menggunakan AC type akan butuh waktu hingga 3,5 jam untuk terisi penuh.

  • Kecepatan Pengisian

    Jika mobil memiliki baterai 60 kWh dan BMS yang baik, maka pengisian daya menggunakan charger 100 kW bisa dilakukan kurang dari satu jam. Namun, jika sistem hanya menerima 50 kW, maka waktu pengisian akan tetap lama.

Dampak pada Ekosistem Pengisian Daya

Arwani juga menyoroti pentingnya memahami dampak penggunaan mobil listrik terhadap ekosistem pengisian daya publik. Ia mengungkapkan bahwa ada pengguna yang nekat membawa mobil listrik keluar kota meskipun tidak dirancang untuk itu, sehingga menyebabkan penundaan bagi pengguna lain.

Contoh kasus yang disampaikannya adalah mobil murah dengan baterai 20 kWh yang hanya bisa mengisi 15 kWh dalam waktu satu jam setengah, meskipun mesinnya mampu menangani 60 kW. Hal ini tidak hanya merugikan pemilik mobil, tetapi juga pengguna lain dan pemilik SPKLU.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, memilih mobil listrik sebaiknya tidak hanya didasarkan pada harga atau tampilan. Produsen, layanan after sales, kapasitas dan manajemen baterai, serta sistem pengisian daya harus menjadi pertimbangan utama.

“Jika tidak hati-hati, kita sendiri yang repot. Bahkan bisa bikin orang lain ikut dirugikan. Jadi jangan asal murah atau lucu bentuknya, pikirkan juga kebutuhan jangka panjang dan kenyamanan ekosistem,” kata Arwani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda.Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik.Terima kasih atas dukungan Anda!