Panduan Lengkap Urutan Pace Lari: Arti, Cara Hitung, dan Tips Meningkatkan Performa

Bagi siapa pun yang sedang mulai menekuni olahraga lari, istilah pace lari sering muncul di berbagai komunitas, aplikasi olahraga, dan artikel kebugaran. Namun, banyak yang belum memahami betul apa arti urutan pace lari, bagaimana cara menghitungnya, serta bagaimana pace digunakan untuk mengatur ritme berlari.

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh konsep urutan pace lari, mulai dari definisi, rumus perhitungan, konversi ke kecepatan, hingga tips untuk memperbaiki hasil latihan Anda.


Apa Itu Urutan Pace Lari?

Secara sederhana, pace lari berarti waktu yang dibutuhkan seorang pelari untuk menempuh jarak 1 kilometer. Satuan umumnya adalah menit per kilometer (menit/km). Jadi, bila seseorang berlari 5 kilometer dalam waktu 25 menit, pace-nya adalah 5:00 menit/km.

Menurut Detik, pace digunakan sebagai ukuran praktis bagi pelari untuk mengukur efisiensi dan konsistensi kecepatan selama latihan atau perlombaan. Dengan mengetahui urutan pace lari, pelari dapat mengatur intensitas, target, serta evaluasi performa dari waktu ke waktu.


Rumus Menghitung Pace Lari

Menghitung pace sebenarnya sangat sederhana. Anda hanya perlu mengetahui waktu tempuh total dan jarak yang dilalui.

Rumusnya:

Pace = Waktu tempuh ÷ Jarak

Contoh Perhitungan

Jika Anda berlari sejauh 10 kilometer dalam waktu 55 menit, maka:

55 ÷ 10 = 5,5 menit/km
Artinya, pace Anda adalah 5 menit 30 detik per kilometer.

Menurut Kompas, penghitungan manual ini bisa dilengkapi dengan alat bantu seperti jam olahraga (smartwatch) atau aplikasi pelacak lari yang menampilkan pace secara real time.


Tabel Urutan Pace Lari dan Konversi ke Km/Jam

Berikut adalah tabel konversi sederhana antara pace per kilometer dan kecepatan (km/h) berdasarkan data dari Omni Calculator dan UNCO Running Pace Chart.

Pace (menit/km) Kecepatan (km/jam) Waktu Finish 5K Waktu Finish 10K Waktu Finish Marathon (42,195 km)
4:00 /km 15 km/h 20:00 40:00 2:48:00
5:00 /km 12 km/h 25:00 50:00 3:31:00
6:00 /km 10 km/h 30:00 1:00:00 4:13:00
7:00 /km 8,6 km/h 35:00 1:10:00 4:56:00
8:00 /km 7,5 km/h 40:00 1:20:00 5:36:00

Tabel ini bisa dijadikan panduan dasar untuk menentukan race pace sesuai target lomba yang diinginkan, baik untuk 5K, 10K, half marathon, maupun full marathon.


Jenis Pace dalam Latihan Lari

Menurut Marathon Handbook, pelari profesional biasanya tidak hanya berlari dengan satu jenis pace, melainkan melakukan variasi kecepatan untuk melatih ketahanan dan efisiensi tubuh. Beberapa jenis pace yang umum digunakan adalah:

  1. Easy pace (pace santai):
    Cocok untuk pemanasan atau pemulihan. Biasanya 60–70% dari kecepatan maksimal.

  2. Tempo pace:
    Pace yang menantang tapi masih bisa dipertahankan dalam waktu 20–40 menit. Ideal untuk meningkatkan ambang laktat.

  3. Interval pace:
    Latihan kecepatan dengan jarak pendek (200–800 m) dan jeda istirahat di antaranya. Pace-nya lebih cepat dari race pace.

  4. Race pace:
    Pace yang akan digunakan dalam lomba (5K, 10K, HM, atau FM). Dihitung berdasarkan target waktu finish.

  5. Long run pace:
    Biasanya 60–80% dari race pace untuk menjaga daya tahan tanpa kelelahan ekstrem.


Perbedaan Pace dan Speed dalam Lari

Banyak orang mengira pace dan speed itu sama, padahal keduanya berkebalikan secara matematis.

Contoh: jika pace Anda 6:00 menit/km, berarti Anda berlari dengan kecepatan sekitar 10 km/jam.
Berdasarkan panduan dari Omni Calculator, Anda dapat mengonversi dengan rumus:

Speed (km/h) = 60 ÷ Pace (menit/km)


Cara Menentukan Pace untuk Pemula

Bagi pelari pemula, menentukan urutan pace lari yang ideal bisa menjadi tantangan. Berdasarkan laporan Kompas, disarankan untuk mulai dari pace yang terasa nyaman dan stabil, bukan yang paling cepat.

Berikut langkah-langkah sederhana untuk menentukan pace latihan:

  1. Lakukan tes 3K atau 5K:
    Catat waktu tempuh dan hitung pace rata-rata Anda.

  2. Kurangi 10–15% kecepatan dari pace rata-rata sebagai target easy run pace.

  3. Gunakan variasi latihan:
    Campurkan easy run, tempo run, dan interval run dalam seminggu.

  4. Pantau progres mingguan:
    Gunakan aplikasi seperti Strava, Nike Run Club, atau Garmin Connect.

  5. Jaga detak jantung:
    Menurut Kompas, kombinasi pace dan heart rate akan membantu menentukan intensitas latihan yang optimal.


Contoh Urutan Pace dalam Program Latihan Mingguan

Berikut contoh urutan pace lari untuk pelari tingkat menengah yang menargetkan race 10K dalam 50 menit (pace target 5:00/km):

Hari Jenis Latihan Jarak Target Pace Tujuan
Senin Istirahat Pemulihan
Selasa Easy Run 5 km 6:00–6:30/km Adaptasi otot
Rabu Interval 6 x 400 m 4:30/km Latihan kecepatan
Kamis Easy Run 5 km 6:00/km Pemulihan aktif
Jumat Tempo Run 6 km 5:00/km Peningkatan endurance
Sabtu Long Run 10–12 km 5:45–6:15/km Latihan jarak
Minggu Istirahat total Regenerasi

Struktur seperti ini membantu tubuh beradaptasi secara bertahap terhadap beban latihan tanpa risiko overtraining.


Tips untuk Menurunkan atau Memperbaiki Pace Lari

Bagi yang ingin mempercepat pace-nya, Marathon Handbook dan Kompas merekomendasikan beberapa strategi berikut:

Menurut Detik, pace tidak selalu harus cepat; yang terpenting adalah konsistensi dan kemajuan bertahap sesuai kondisi tubuh.


Kesimpulan

Memahami urutan pace lari sangat penting bagi siapa pun yang ingin berlari lebih efisien, baik untuk tujuan kebugaran maupun kompetisi. Dengan mengetahui cara menghitung pace lari, memanfaatkan tabel konversi pace, serta mengikuti program latihan yang terstruktur, setiap pelari dapat mengatur target yang realistis dan aman.

Menurut Kompas dan Marathon Handbook, kunci peningkatan performa bukan sekadar mempercepat langkah, tetapi juga menjaga keseimbangan antara intensitas, istirahat, dan teknik yang tepat.

Mulailah dari pace yang nyaman, pantau progres secara berkala, dan nikmati proses menuju versi terbaik dari diri Anda di lintasan lari.

Exit mobile version