Benarkah Pendiri ChatGPT Hindari Google? Ini Penjelasannya

Perbedaan Mendasar antara ChatGPT dan Google

Baru-baru ini, isu mengenai pendiri ChatGPT yang disebut tidak menggunakan mesin pencari Google menjadi topik perbincangan publik. Hal ini menarik karena ChatGPT sering kali dibandingkan langsung dengan Google dalam hal kemampuan mencari informasi.

ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset kecerdasan buatan berbasis di San Francisco, Amerika Serikat. Sementara itu, Google adalah perusahaan teknologi besar yang memiliki layanan mesin pencari terbesar di dunia. Meskipun keduanya sering kali dianggap sebagai pesaing, sebenarnya mereka memiliki fungsi dan konsep yang berbeda secara mendasar.

Google Search fokus pada indeksasi dan penyajian tautan berdasarkan algoritma pencarian. Sedangkan ChatGPT menggunakan model bahasa besar (Large Language Model/LLM) yang dirancang untuk memberikan jawaban kontekstual berdasarkan data latih yang dimiliki. Dengan demikian, keduanya menawarkan pengalaman yang berbeda bagi pengguna.

Alasan Pendiri ChatGPT Tidak Menggunakan Google

Berdasarkan wawancara dengan para petinggi OpenAI, termasuk Sam Altman, ada beberapa alasan mengapa sebagian dari mereka jarang menggunakan Google:

  • Preferensi terhadap AI generatif

    Mereka lebih memilih teknologi berbasis AI, termasuk produk ciptaan mereka sendiri, untuk mencari jawaban. ChatGPT mampu menyajikan ringkasan langsung tanpa harus membuka banyak tautan.

  • Kritik terhadap iklan berlebihan

    Google dikenal dengan tampilannya yang dipenuhi iklan. Beberapa tokoh teknologi menilai hal ini mengurangi pengalaman pengguna, berbeda dengan AI yang berusaha memberikan jawaban langsung tanpa gangguan komersial.

  • Eksperimen membuktikan keunggulan AI

    Menggunakan ChatGPT dibanding Google dianggap sebagai bentuk kepercayaan diri sekaligus pembuktian bahwa teknologi AI bisa menyaingi raksasa mesin pencari.

  • Fokus pada kecepatan dan personalisasi

    ChatGPT dirancang untuk memahami konteks pengguna, sedangkan Google lebih menampilkan daftar tautan. Dari sisi efisiensi, ini menjadi nilai tambah AI generatif.

Apakah ChatGPT Dibangun dengan Algoritma Google?

Banyak orang salah paham dengan anggapan bahwa ChatGPT menggunakan algoritma milik Google. Faktanya, tidak. ChatGPT dibangun dengan arsitektur transformer, yang awalnya diperkenalkan lewat riset ilmiah Google pada 2017 berjudul Attention is All You Need. Namun, pengembangan lanjutan dan implementasinya dilakukan secara independen oleh OpenAI.

Artinya, meski ada akar riset akademik yang berasal dari Google, ChatGPT memiliki algoritma, data latih, dan sistem pengembangan tersendiri yang berbeda dari mesin pencari Google.

Persaingan atau Inovasi?

Keengganan pendiri ChatGPT menggunakan Google bukan berarti sekadar rivalitas. Lebih tepatnya, hal itu menunjukkan keyakinan pada inovasi AI yang mampu memberikan pengalaman baru bagi pengguna internet.

Google sendiri kini meluncurkan Gemini AI sebagai pesaing ChatGPT, yang membuktikan bahwa keduanya memang bersaing dalam ranah kecerdasan buatan.

Jadi, klaim bahwa pendiri ChatGPT tidak mau menggunakan Google memang muncul dari preferensi mereka terhadap AI generatif ketimbang mesin pencari tradisional. Alasannya berkaitan dengan efisiensi, pengalaman pengguna, hingga kepercayaan pada teknologi baru. Meski begitu, Google tetap menjadi pemain dominan dengan basis data dan ekosistem yang sangat luas.

Pada akhirnya, persaingan ini menguntungkan pengguna. Kita bisa memilih antara Google Search untuk pencarian komprehensif berbasis tautan, atau ChatGPT untuk jawaban instan dan kontekstual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda.Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik.Terima kasih atas dukungan Anda!