Benarkah Pendiri ChatGPT Hindari Google? Ini Penjelasannya

Perbedaan Mendasar antara ChatGPT dan Google

Baru-baru ini, isu mengenai pendiri ChatGPT yang disebut tidak menggunakan mesin pencari Google menjadi topik perbincangan publik. Hal ini menarik karena ChatGPT sering kali dibandingkan langsung dengan Google dalam hal kemampuan mencari informasi.

ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, sebuah perusahaan riset kecerdasan buatan berbasis di San Francisco, Amerika Serikat. Sementara itu, Google adalah perusahaan teknologi besar yang memiliki layanan mesin pencari terbesar di dunia. Meskipun keduanya sering kali dianggap sebagai pesaing, sebenarnya mereka memiliki fungsi dan konsep yang berbeda secara mendasar.

Google Search fokus pada indeksasi dan penyajian tautan berdasarkan algoritma pencarian. Sedangkan ChatGPT menggunakan model bahasa besar (Large Language Model/LLM) yang dirancang untuk memberikan jawaban kontekstual berdasarkan data latih yang dimiliki. Dengan demikian, keduanya menawarkan pengalaman yang berbeda bagi pengguna.

Alasan Pendiri ChatGPT Tidak Menggunakan Google

Berdasarkan wawancara dengan para petinggi OpenAI, termasuk Sam Altman, ada beberapa alasan mengapa sebagian dari mereka jarang menggunakan Google:

Apakah ChatGPT Dibangun dengan Algoritma Google?

Banyak orang salah paham dengan anggapan bahwa ChatGPT menggunakan algoritma milik Google. Faktanya, tidak. ChatGPT dibangun dengan arsitektur transformer, yang awalnya diperkenalkan lewat riset ilmiah Google pada 2017 berjudul Attention is All You Need. Namun, pengembangan lanjutan dan implementasinya dilakukan secara independen oleh OpenAI.

Artinya, meski ada akar riset akademik yang berasal dari Google, ChatGPT memiliki algoritma, data latih, dan sistem pengembangan tersendiri yang berbeda dari mesin pencari Google.

Persaingan atau Inovasi?

Keengganan pendiri ChatGPT menggunakan Google bukan berarti sekadar rivalitas. Lebih tepatnya, hal itu menunjukkan keyakinan pada inovasi AI yang mampu memberikan pengalaman baru bagi pengguna internet.

Google sendiri kini meluncurkan Gemini AI sebagai pesaing ChatGPT, yang membuktikan bahwa keduanya memang bersaing dalam ranah kecerdasan buatan.

Jadi, klaim bahwa pendiri ChatGPT tidak mau menggunakan Google memang muncul dari preferensi mereka terhadap AI generatif ketimbang mesin pencari tradisional. Alasannya berkaitan dengan efisiensi, pengalaman pengguna, hingga kepercayaan pada teknologi baru. Meski begitu, Google tetap menjadi pemain dominan dengan basis data dan ekosistem yang sangat luas.

Pada akhirnya, persaingan ini menguntungkan pengguna. Kita bisa memilih antara Google Search untuk pencarian komprehensif berbasis tautan, atau ChatGPT untuk jawaban instan dan kontekstual.

Exit mobile version