Emas vs Bitcoin: Perbandingan Aset Aman di Era Digital

Emas dan Bitcoin: Dua Aset Investasi yang Memiliki Logika Serupa

Emas selama ini dikenal sebagai aset investasi yang aman atau sering disebut sebagai safe haven. Istilah ini merujuk pada instrumen keuangan yang diharapkan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan nilainya di tengah ketidakpastian ekonomi atau gejolak pasar. Namun, belakangan muncul fenomena baru yang menggeser paradigma tersebut. Selain emas, kini Bitcoin juga mulai dianggap sebagai safe haven bagi sebagian investor, terutama saat kondisi ekonomi global cenderung tidak stabil.

Menariknya, cara kerja keuangan antara emas dan Bitcoin ternyata memiliki kemiripan. Hal ini disampaikan oleh pengusaha sekaligus pemilik platform jual beli aset kripto, Indodax, Oscar Darmawan, dalam sebuah sesi diskusi online yang berlangsung pada 4 Agustus 2025. Ia menyatakan bahwa baik emas maupun Bitcoin memiliki mekanisme nilai yang mirip, bahkan bisa dikatakan sama persis.

Biaya Produksi yang Mahal

Oscar menjelaskan bahwa nilai emas tidak muncul begitu saja, melainkan karena ada biaya eksplorasi yang cukup besar. “Emas itu punya nilainya karena faktor nilai biaya eksplorasi, atau biaya pertambangan. Jadi setiap emas yang diambil dari bumi, itu ada biayanya. Untuk menggalinya, memurnikannya, dan lain sebagainya,” ujarnya.

Biaya eksplorasi emas, menurut Oscar, bisa mencapai angka signifikan. “Kurang lebih biaya eksplorasi emas itu sekitar hampir 50 USD (atau sekitar Rp818.065) per gramnya.” Selain itu, keterbatasan pasokan emas di bumi juga menjadi faktor lain yang memengaruhi harganya. “Selain daripada faktor supply yang terbatas itu, ada demand (permintaan), sehingga kemudian harganya semakin naik.”

Keterbatasan Pasokan dan Permintaan

Kesamaan logika ini juga berlaku pada Bitcoin, meski bentuknya digital. Oscar menekankan bahwa Bitcoin memiliki biaya produksi yang besar, meskipun belum termasuk pembelian peralatan penambangan (mining) serta infrastruktur yang diperlukan. “Bitcoin itu untuk setiap satu bitcoin yang tercipta itu ada biaya listriknya, biaya untuk menciptakan satu Bitcoin hampir mencapai 25.000 USD (sekitar Rp408 juta). Itu belum terkait biaya beli alat mining-nya, infrastruktur lain yang menambahkan ke dalam biayannya itu.”

Alternatif Investasi yang Layak Dipertimbangkan

Pernyataan ini semakin memperkuat persepsi bahwa Bitcoin bisa menjadi alternatif investasi selain emas. Meski sama-sama memiliki biaya produksi yang mahal, keduanya dianggap mampu mempertahankan nilai di tengah kondisi pasar yang tidak menentu. Namun, Oscar juga mengingatkan setiap investor harus memahami risiko masing-masing instrumen. Meski dianggap aman, baik emas maupun Bitcoin memiliki ukuran perubahan statistik harga atau volatilitas yang perlu diantisipasi.

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan tren investasi digital, pandangan terhadap Bitcoin sebagai “emas digital” tampaknya akan terus menjadi perbincangan hangat di kalangan investor global. Banyak pihak mulai melihat potensi Bitcoin sebagai aset yang mampu bertahan dalam situasi ekonomi yang sulit, seperti halnya emas. Tantangan utamanya adalah bagaimana investor dapat memahami dan mengelola risiko yang terkait dengan kedua aset tersebut secara optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda.Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik.Terima kasih atas dukungan Anda!