Intel Tersingkir dari Pasar Kartu Grafis PC

Intel tidak lagi bersaing di pasar kartu grafis PC, dengan dominasi Nvidia yang terus tumbuh

Pasar kartu grafis PC kini menjadi medan pertempuran antara dua raksasa: Nvidia dan AMD. Menurut laporan terbaru dari firma riset Jon Peddie Research (JPR), tampaknya Intel tersingkir dari persaingan pasar kartu grafis komputer. Ini adalah perubahan besar yang menunjukkan bahwa Intel, meskipun masih mendominasi pasar prosesor PC dengan grafis terintegrasi, telah kehilangan posisinya dalam pasar kartu grafis diskrit. Sebuah kemunduran besar bagi perusahaan yang pernah memiliki harapan untuk bersaing dengan Nvidia dan AMD di ranah kartu grafis PC.

Perkembangan Pasar Kartu Grafis PC pada Kuartal Kedua 2024

Menurut laporan JPR, pengiriman kartu grafis PC meningkat hingga 9,5 juta unit pada kuartal kedua tahun 2024. Ini adalah peningkatan sebesar 9 persen dari kuartal pertama, yang merupakan kejutan bagi para analis. Sebab, rata-rata 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan sebesar 7,1 persen pada kuartal kedua. Kenaikan ini dikaitkan dengan peluncuran kartu grafis baru pada kuartal pertama, yang menjadi pendorong peningkatan penjualan.

Namun, cerita yang lebih menarik adalah tentang persaingan antara AMD, Nvidia, dan Intel di pasar kartu grafis diskrit. Dalam persaingan ini, Intel kini hanya menguasai nol persen pangsa pasar kartu grafis PC, yang secara efektif mengeluarkan mereka dari persaingan.

Dominasi Nvidia di Pasar Kartu Grafis

Pasar kartu grafis PC kini menjadi ajang duel antara dua perusahaan besar, dengan Nvidia yang berada di posisi dominan. Nvidia menguasai 88 persen pangsa pasar, jauh meninggalkan AMD yang hanya menguasai 12 persen. Sebelumnya, pada tahun 2023, Nvidia menguasai 80 persen pasar, sedangkan sisanya dikuasai oleh AMD dan Intel. Namun, dengan keluarnya Intel dari persaingan, AMD kini menguasai seluruh pangsa pasar yang tidak dikendalikan oleh Nvidia.

Hal ini menegaskan bahwa Nvidia telah menjadi penguasa tak terbantahkan di pasar kartu grafis PC. Dengan Nvidia yang terus mengembangkan teknologi baru, seperti seri GeForce 5000 yang diharapkan segera meluncur, perusahaan ini semakin kokoh di posisinya. AMD pun terus berusaha mengejar, namun jarak yang tercipta sangatlah besar.

Kejatuhan Intel di Pasar Kartu Grafis

Keluarnya Intel dari pasar kartu grafis diskrit bukanlah hal yang mengejutkan bagi sebagian besar pengamat industri. Pada awal tahun 2023, Intel sudah mengalami penurunan pangsa pasar hingga hanya tinggal 2 persen, dan pada awal 2024, angka ini turun menjadi nol persen. Dengan kondisi ini, Intel tidak lagi menjadi pemain signifikan di pasar kartu grafis diskrit, yang membuat persaingan di pasar ini semakin sempit.

Namun, ironisnya, hal ini terjadi bersamaan dengan peluncuran prosesor Intel Lunar Lake untuk laptop, yang dilengkapi dengan core grafis Xe2 terbaru. Intel sebenarnya memiliki rencana untuk membawa teknologi ini ke pasar kartu grafis diskrit dengan GPU Battlemage. Sayangnya, peluncuran Battlemage tertunda dari perkiraan awal pada tahun 2023, dan hingga kini belum ada kabar lebih lanjut mengenai kapan kartu grafis ini akan meluncur.

Masa Depan Pasar Kartu Grafis PC

Meskipun pengiriman kartu grafis PC mengalami peningkatan pada kuartal kedua 2024, Jon Peddie dari JPR mencatat bahwa secara keseluruhan, pengiriman kartu grafis masih lebih rendah dibandingkan dua tahun yang lalu. Ini menimbulkan kekhawatiran mengenai masa depan pasar kartu grafis, meskipun ada optimisme terkait game-game yang akan datang yang akan memanfaatkan seluruh performa dari kartu grafis yang ada.

Salah satu aspek yang menarik perhatian adalah harga kartu grafis PC. Menurut analis JPR, C. Robert Dow, harga kartu grafis PC diperkirakan akan tetap stabil sampai Nvidia dan AMD merilis GPU generasi terbaru mereka. Ini berarti konsumen bisa mengharapkan stabilitas harga hingga peluncuran kartu grafis GeForce 5000 dari Nvidia dan generasi terbaru dari AMD.

Namun, apakah Intel dapat kembali merebut pangsa pasar dalam kondisi ini? Dengan dominasi Nvidia dan AMD yang semakin kuat, Intel membutuhkan keajaiban untuk bisa kembali bersaing, terutama mengingat keterlambatan peluncuran GPU Battlemage yang telah membuat Intel kehilangan momentum.

Mengapa Dominasi Nvidia Begitu Kuat?

Nvidia tidak hanya mendominasi pasar kartu grafis, tetapi juga menciptakan standar baru dalam industri. Dengan teknologi seperti ray tracing yang diterapkan pada seri RTX, Nvidia telah mengubah pengalaman bermain game di PC. Ray tracing adalah teknologi yang memungkinkan pencahayaan, bayangan, dan refleksi dalam game terlihat lebih realistis, yang sangat mempengaruhi kualitas grafis.

Selain itu, Nvidia terus memperluas inovasinya di berbagai sektor. Dari pengembangan AI hingga penggunaan GPU dalam teknologi cloud computing, Nvidia telah menjadi lebih dari sekadar perusahaan kartu grafis. Ekspansi ini semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri teknologi grafis.

Di sisi lain, AMD terus berusaha mengejar dengan merilis produk-produk yang kompetitif di segmen harga yang lebih terjangkau. Namun, Nvidia tetap unggul dalam hal inovasi dan teknologi mutakhir. Hal inilah yang membuat Nvidia tetap menjadi pilihan utama para gamer dan profesional kreatif yang membutuhkan performa grafis tinggi.

Apakah Ada Harapan untuk Intel?

Meskipun Intel telah tersingkir dari pasar kartu grafis diskrit, perusahaan ini masih memiliki kesempatan untuk bangkit. Peluncuran GPU Battlemage bisa menjadi momen penting bagi Intel untuk mencoba kembali merebut pangsa pasar. Namun, dengan keterlambatan peluncuran dan persaingan ketat dari Nvidia dan AMD, Intel harus bekerja keras untuk mendapatkan kembali kepercayaan konsumen.

Intel juga memiliki peluang di sektor lain, seperti teknologi grafis terintegrasi. Meskipun kartu grafis diskrit lebih diandalkan oleh para gamer dan profesional yang membutuhkan performa tinggi, banyak pengguna PC masih mengandalkan grafis terintegrasi. Intel dapat terus mengembangkan teknologi ini untuk mempertahankan dominasinya di pasar prosesor PC.

Namun, apakah Intel dapat kembali ke pasar kartu grafis diskrit dan bersaing dengan Nvidia serta AMD? Hal ini masih menjadi pertanyaan besar. Banyak pengamat industri skeptis dengan peluang Intel untuk kembali, mengingat betapa kuatnya posisi Nvidia saat ini.

Kesimpulan Intel Tersingkir dari Pasar Kartu Grafis

Pasar kartu grafis PC saat ini didominasi oleh dua raksasa: Nvidia dan AMD. Dengan keluarnya Intel dari persaingan, Nvidia semakin kokoh sebagai pemimpin pasar, dengan pangsa pasar mencapai 88 persen. AMD menguasai sisanya, tetapi jarak dengan Nvidia masih sangat besar.

Intel, meskipun telah meluncurkan prosesor baru dengan teknologi grafis yang canggih, belum berhasil merebut kembali posisinya di pasar kartu grafis diskrit. Peluncuran yang tertunda dari GPU Battlemage menambah tekanan pada Intel, yang harus berjuang keras untuk bisa kembali bersaing.

Bagi para konsumen, berita baiknya adalah harga kartu grafis diperkirakan akan tetap stabil hingga peluncuran GPU generasi terbaru dari Nvidia dan AMD. Namun, untuk Intel, masa depan masih penuh ketidakpastian.

Pasar kartu grafis PC akan terus berkembang, dan hanya waktu yang akan menentukan apakah Intel dapat kembali bersaing atau justru semakin tenggelam di bawah bayang-bayang Nvidia dan AMD.

Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda. Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik. Terima kasih atas dukungan Anda!