
LG Energy Mundur dari Proyek Titan, IBC Pastikan Proyek Dragon dengan China Tetap Jalan
LG Energy Solution Ltd (LGES) resmi mengundurkan diri dari salah satu proyek strategis baterai kendaraan listrik di Indonesia, yakni Proyek Titan. Meski demikian, Perusahaan Baterai Indonesia (IBC) memastikan bahwa proyek-proyek lain, termasuk Proyek Dragon, akan tetap berjalan sesuai rencana.
Kolaborasi IBC dan CBL dalam Proyek Dragon
Proyek Dragon merupakan hasil kolaborasi antara Indonesia melalui IBC dan perusahaan asal Tiongkok, Ningbo Contemporary Brunp Legend Co Ltd (CBL), yang merupakan bagian dari raksasa baterai global, Contemporary Amperex Technology Co Ltd. (CATL).
Wakil Presiden Komersial dan Pemasaran IBC, Bayu Hermawan, menegaskan bahwa baik Proyek Titan maupun Dragon akan terus berjalan sebagaimana telah direncanakan, meskipun LGES memutuskan untuk keluar.
“Tentunya kedua proyek tersebut, yaitu Titan dan Dragon, tetap berlanjut sesuai dengan rencana semula,” ujar Bayu saat ditemui di Jakarta, Kamis (24/04).
Produksi Dragon Dimulai Akhir 2026
Bayu menjelaskan lebih lanjut bahwa Proyek Dragon sudah dalam tahap pengembangan di Karawang, Jawa Barat. Produksi awal ditargetkan akan dimulai pada akhir tahun 2026.
“Kalau proyek Dragon, sekarang sudah progresing di Karawang. Jika dimulai produksinya pada akhir tahun 2026, tentu saja hal ini akan dilakukan dengan ramping up, nggak bisa langsung 100% full,” jelasnya.
Penyesuaian Nilai Investasi dan Kapasitas Produksi
Walaupun proyek ini berjalan relatif lancar dari sisi produksi dan konsorsium, nilai investasi dan target produksi Proyek Dragon mengalami penyesuaian dibandingkan rencana awal.
Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah mengakui adanya pengecilan (downsizing) dalam besaran investasi serta kapasitas produksi proyek tersebut.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi, Nurul Ichwan, menjelaskan bahwa penyesuaian ini terjadi karena CATL telah mendapatkan persetujuan Outward Direct Investment (ODI) dari pemerintah Tiongkok.
“Menurut kemajuan yang telah terjadi, dari sisi permintaan kendaraan listrik pun belum sesuai dengan harapan. Setelah diteliti, ternyata kapasitasnya belum sebesar yang diperkirakan, sehingga disesuaikan menjadi lebih rendah,” ujar Nurul di Jakarta, Rabu (23/04).
Investasi Awal Dipangkas, Kapasitas Produksi Turun
Setelah mendapatkan persetujuan ODI, nilai investasi awal dari CATL yang semula mencapai US$ 1,18 miliar (sekitar Rp 19,13 triliun dengan asumsi kurs Rp 16.213 per dolar AS), kini dikurangi secara signifikan.
Investasi akhir untuk Proyek Dragon ditetapkan sebesar US$ 417 juta, dengan kapasitas produksi yang diturunkan menjadi 6,9 gigawatt hour (GWh) per tahun, dari rencana awal sebesar 15 GWh.