
BytePlus Masuki Pasar Indonesia dengan Fokus pada Korporasi dan Mitra Lokal
JAKARTA — BytePlus, sebuah perusahaan global penyedia infrastruktur awan dan solusi kecerdasan buatan, mulai merambah pasar Indonesia dengan fokus pada korporasi dan mitra bisnis lokal. BytePlus merupakan anak perusahaan dari ByteDance, perusahaan besar asal Tiongkok yang dikenal lewat aplikasi TikTok. Perusahaan ini telah menginvestasikan dana sebesar US$10 juta atau sekitar Rp168 miliar (dengan kurs Rp16.857), baik untuk pengembangan global maupun khususnya di Indonesia.
Komitmen untuk Mendukung Ekosistem Digital Indonesia
Regional Lead BytePlus, Leon Chen, mengungkapkan bahwa perusahaannya telah menjalin kemitraan dengan berbagai badan usaha di Indonesia yang akan mendukung pertumbuhan perusahaan di tanah air. Leon menegaskan bahwa BytePlus berkomitmen untuk mendorong perkembangan ekosistem digital di Indonesia.
Investasi untuk Perluasan Pasar di Asia Pasifik dan Indonesia
Sebagai bagian dari grup perusahaan ByteDance, yang juga mengelola TikTok, BytePlus telah mengalokasikan investasi sebesar US$10 juta untuk memperluas pengembangan pasar di kawasan Timur Tengah, Eropa, dan Asia Pasifik, termasuk Indonesia. “Investasi ini bertujuan untuk memperkuat posisi kami dalam ekosistem mitra lokal Indonesia dan menyediakan pelatihan gratis untuk mitra kami,” ujar Leon saat ditemui di Jakarta pada Kamis, 24 April 2025.
Teknologi Terkini dari BytePlus untuk Indonesia
Salah satu produk yang dibawa oleh BytePlus adalah BytePlus Voice, sebuah teknologi yang dirancang untuk mereplikasi nada bicara dalam Bahasa Indonesia, termasuk infleksi dan irama khas bahasa tersebut. Teknologi ini bertujuan untuk membantu masyarakat Indonesia dalam menyampaikan pesan secara alami, sambil menghormati keberagaman aksen dan cara bicara yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
Komitmen pada Kepatuhan Regulasi di Indonesia
BytePlus juga menyediakan berbagai solusi kepatuhan regulasi yang dirancang untuk memenuhi persyaratan hukum di Indonesia. Hal ini memungkinkan para pengusaha di Indonesia mengembangkan bisnis mereka tanpa khawatir tentang masalah regulasi yang kompleks.
Kemitraan dengan Perusahaan Teknologi Lokal
Perusahaan ini bekerja sama dengan beberapa mitra teknologi dalam negeri, seperti PT Sarana Pactindo, Synagie, dan Indonet, guna meningkatkan kemampuan BytePlus melalui integrasi lokal serta pengetahuan pasar Indonesia.
Pusat Data Lokal untuk Mengurangi Latency
Leon menjelaskan bahwa BytePlus sudah memiliki pusat data lokal yang mendukung pengurangan latency. Saat ini, fasilitas tersebut hanya ada di Jakarta, namun ke depannya BytePlus berencana untuk memperluasnya ke wilayah lain di Indonesia, sesuai dengan perkembangan bisnis perusahaan. Menempatkan pusat data dekat dengan pasar tidak hanya mengurangi latency, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan cloud computing dan kecerdasan buatan (AI).
Sasaran Pertumbuhan dan Kemitraan di Indonesia
Terkait dengan target perusahaan, BytePlus memiliki sasaran jangka menengah hingga panjang. Dalam periode 3 hingga 5 tahun ke depan, BytePlus berharap dapat menggandeng sekitar 100 mitra lokal di Indonesia. Perusahaan ini berkomitmen untuk menyediakan solusi yang dapat mendukung mitranya dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen, terutama di sektor ritel.
Visi Jangka Panjang BytePlus di Indonesia
“Kami berencana untuk menjadi mitra ideal bagi semua perusahaan di Indonesia,” ujar Leon. BytePlus menargetkan untuk memimpin pasar dalam layanan AI dan cloud computing dalam jangka panjang.
Komitmen Pemerintah Indonesia dalam Regulasi Teknologi Digital
Di sisi lain, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kominfo, Alexander Sabar, menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah merilis Surat Edaran Nomor 9/2023 yang mengatur mengenai Etika Kecerdasan Buatan. Surat edaran ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk menyelaraskan diri dengan perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang teknologi informasi dan digital. “Implementasi dan pelaksanaan peraturan ini sangat penting untuk memastikan kepastian hukum bagi seluruh pemangku kepentingan di Indonesia dalam ranah digital,” jelas Alex.