
Menperin: LG Keluar dari Proyek Baterai EV, Perusahaan China Huayou Siap Mengambil Alihannya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa keputusan LG Energy Solution untuk menarik diri dari investasi proyek baterai mobil listrik (EV) di Indonesia tidak menjadi masalah besar. Menurutnya, mitra investor baru asal Tiongkok, Huayou, akan menggantikan posisi LG dalam proyek tersebut.
Peran Huayou dalam Industri Baterai di Indonesia
Huayou, yang berkantor pusat di Tongxiang, Zhejiang, aktif dalam riset, pengembangan, dan produksi material baterai lithium-ion serta material kobalt. Produk-produknya banyak digunakan dalam berbagai sektor, termasuk elektronik dan kendaraan listrik. Menurut Agus, pergantian pemodal dalam proyek berskala besar seperti ini adalah hal yang biasa dan tidak akan mengganggu tujuan utama pengembangan kendaraan listrik (EV) di Indonesia.
Komitmen Pemerintah dalam Percepatan Pembangunan Ekosistem EV
Agus menegaskan bahwa proses percepatan pembangunan ekosistem mobil listrik di Indonesia tetap berjalan sesuai dengan rencana dan masih mencapai sasaran yang ditetapkan. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mendorong pertumbuhan industri kendaraan listrik dan baterainya di Indonesia.
Peningkatan Jumlah Kendaraan Listrik di Indonesia
Sejak dimulainya program percepatan pengembangan kendaraan listrik, jumlah kendaraan listrik di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2024, total kendaraan listrik yang terdaftar telah mencapai 207 ribu unit, menunjukkan peningkatan sekitar 78% dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat hanya 116 ribu unit.
“Industri otomotif listrik di Indonesia berkembang pesat, melebihi pertumbuhan sektor pasarnya sendiri. Ini didukung oleh kebijakan pemerintah yang memberikan kelonggaran bagi pelaku bisnis serta peningkatan persentase suku cadang lokal,” ujar Agus.
Target Industri Otomotif Listrik Indonesia pada 2030
Kementerian Perindustrian menargetkan bahwa pada tahun 2030, Indonesia dapat memproduksi 9 juta unit sepeda motor listrik roda dua dan tiga serta 600 ribu unit kendaraan listrik seperti mobil dan bus. Tujuan ini bertujuan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) hingga 21,65 juta barrel dan menurunkan emisi CO2 sebesar 7,9 juta ton.
Perkembangan Industri Kendaraan Listrik di Indonesia
Saat ini, Indonesia telah memiliki 63 perusahaan yang memproduksi sepeda motor listrik roda dua dan tiga dengan kapasitas produksi mencapai 2,28 juta unit per tahun. Total investasi sektor ini mencapai Rp 1,13 triliun. Selain itu, ada sembilan pabrikan kendaraan listrik yang mampu memproduksi 70.060 unit per tahun dengan investasi senilai Rp 4,12 triliun.
Terdapat juga tujuh perusahaan yang memproduksi bus listrik dengan kapasitas produksi 3.100 unit per tahun dan investasi sebesar Rp 0,38 triliun. Total investasi untuk seluruh sektor ini mencapai Rp 5,63 triliun, yang memiliki dampak positif terhadap ekonomi Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan.
Perkembangan Industri Baterai untuk Kendaraan Listrik
Sejauh ini, Indonesia telah memiliki dua perusahaan yang memproduksi baterai untuk kendaraan listrik, yaitu PT Industri Ion Energisindo dengan kapasitas produksi 10.000 unit baterai per tahun dan investasi sebesar Rp 18 miliar, serta PT Energi Selalu Baru dengan kapasitas produksi 12.000 unit baterai dan investasi Rp 15 miliar.
Selain itu, terdapat dua perusahaan yang memproduksi sel baterai kendaraan listrik. PT HLI Green Power, hasil kerjasama antara Hyundai dan LG, memiliki kapasitas produksi awal hingga 10 GWh dengan investasi mencapai USD 1,1 miliar. Pabrik ini bertujuan untuk menyediakan antara 150.000 hingga 170.000 unit kendaraan listrik melalui PT Hyundai Energy Indonesia, yang mampu memproduksi hingga 120 ribu paket baterai per tahun dengan total investasi senilai Rp 674 miliar.
Industri Sel Baterai di Indonesia
Sementara itu, PT International Chemical Industry memiliki kapasitas produksi hingga 100 GWh per tahun dan berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 256 GWh per tahun (setara dengan 25 juta sel). Di luar PT Hyundai Energy Indonesia, ada satu pabrik lain, yaitu PT Gotion Green Energy Solutions Indonesia, yang berencana menginvestasikan lebih dari US$ 8,7 juta dengan kapasitas produksi 17.952 unit per tahun.
Kesimpulan
Industri kendaraan listrik dan baterai di Indonesia terus berkembang pesat, didorong oleh investasi besar dan kebijakan pemerintah yang mendukung. Dengan adanya mitra baru seperti Huayou dan keberlanjutan investasi dalam sektor baterai, Indonesia semakin mendekati tujuannya untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik di kawasan Asia Tenggara.