
3 Situs Gratis untuk Deteksi Phishing dan Malware, Waspada dari Ancaman Siber
Ancaman Serangan Siber yang Mengintai Pengguna Internet
Kemajuan teknologi digital tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat, tetapi juga menjadi celah bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan ilegal. Salah satu bentuk kejahatan yang sering terjadi adalah penipuan melalui tautan berbahaya. Setiap hari, modus kejahatan siber semakin berkembang dan sulit dideteksi, terutama melalui media sosial, email, atau aplikasi pesan instan.
Phishing dan malware menjadi dua ancaman utama dalam dunia siber. Menurut laporan Verizon Data Breach Investigations Report (2024), sekitar 36 persen kasus kebocoran data global disebabkan oleh serangan phishing. Sementara itu, Europol Internet Organised Crime Threat Assessment (IOCTA) menyebutkan bahwa malware masih menjadi senjata andalan para pelaku kejahatan siber untuk mencuri data, mengendalikan perangkat, hingga menguras rekening korban.
Bahaya dari Tautan Berbahaya
Pengguna internet harus lebih waspada terhadap tautan yang mencurigakan. Pelaku kejahatan siber bisa menggunakan tautan ini untuk beberapa tujuan berbahaya, seperti:
- Mencuri data pribadi, termasuk nama, alamat email, hingga kata sandi.
- Menginfeksi perangkat dengan malware yang dapat merusak sistem atau mencuri informasi sensitif.
- Melakukan pencurian data finansial dan transaksi perbankan.
- Mengambil alih akun media sosial atau email korban.
Ahli keamanan siber dari Kaspersky, David Emm, menjelaskan bahwa para penjahat siber kini semakin pintar dalam menyamarkan link berbahaya agar terlihat seperti situs resmi. Banyak korban tidak sadar karena tautan tersebut tampak meyakinkan, padahal sebenarnya merupakan jebakan.
Cara Mengecek Keamanan Link Sebelum Dikunjungi
Untuk meminimalkan risiko serangan siber, pengguna internet bisa menggunakan beberapa metode untuk mengecek keamanan suatu tautan sebelum mengkliknya. Berikut tiga cara yang bisa digunakan:
1. Laporan Transparansi Google
Buka situs Google Transparency Report (https://transparencyreport.google.com/). Tempelkan link yang ingin dicek pada kolom pencarian, lalu klik ikon pencarian. Google akan menampilkan laporan apakah link tersebut mengandung konten berbahaya atau tidak. Jika aman, akan muncul keterangan “Tidak ditemukan konten yang tidak aman”.
2. Safe Web Norton
Kunjungi Norton Safe Web (https://safeweb.norton.com/). Masukkan link yang ingin diperiksa, lalu klik ikon pencarian untuk melihat hasil analisis. Norton akan menampilkan laporan dengan empat indikator:
– Ikon hijau (aman)
– Ikon merah (berbahaya)
– Ikon tanda seru (butuh kewaspadaan)
– Ikon tanda tanya (tidak jelas/ belum terdaftar)
3. Whois Lookup
Kunjungi Whois (https://www.whois.com/). Masukkan alamat domain yang ingin diperiksa, lalu klik ikon pencarian. Sistem akan menampilkan data pendaftaran domain. Jika informasi pendaftar tidak jelas atau mencurigakan, ada kemungkinan domain tersebut digunakan untuk tujuan ilegal.
Pentingnya Literasi Digital dalam Pencegahan Serangan Siber
Menurut Dr. Pratama Persadha, pakar keamanan digital dari Universitas Indonesia, literasi digital menjadi kunci utama dalam mencegah kejahatan siber. Masyarakat perlu terbiasa mengecek sumber link, tidak asal mengklik, serta memahami cara kerja phishing agar tidak mudah tertipu. Dengan langkah pencegahan sederhana seperti mengecek link sebelum dibuka, pengguna dapat mengurangi risiko terkena serangan phishing dan malware yang merugikan.