Foto Polaroid Gemini AI Dihelat Idola K-Pop Viral, Ini Cara Membuatnya

Tren Foto Polaroid K-Pop dengan Bantuan AI

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan oleh tren unik yang menampilkan foto-foto ala polaroid. Dalam foto tersebut, penggemar tampak berpose akrab dengan idol K-Pop, musisi, atau artis favorit mereka. Mereka terlihat seolah dirangkul, dipeluk, atau berdiri berdampingan seperti sedang mengikuti sesi meet and greet eksklusif. Meskipun terlihat sangat asli, semua foto itu sebenarnya adalah hasil karya dari teknologi kecerdasan buatan (AI).

Tren ini memperlihatkan bagaimana teknologi AI semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari para penggemar. Dulu, untuk mendapatkan foto bersama idola, seseorang harus mengeluarkan biaya besar dan bergantung pada keberuntungan. Kini, siapa pun bisa mencoba sensasi tersebut secara instan.

Cara Membuat Foto Polaroid Bareng Idol K-Pop

Jika kamu ingin ikut mencoba tren viral ini, caranya cukup mudah. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buka aplikasi Gemini di ponsel atau versi desktop.
  2. Pastikan sudah menggunakan Gemini 2.5 Flash.
  3. Klik ikon pisang di dekat kolom prompt.
  4. Pilih dua foto, yaitu satu foto idol dan satu foto portrait pribadi. Tips penting: pilih foto yang menghadap kamera, wajah tidak terpotong, dan resolusinya cukup HD agar hasilnya maksimal.
  5. Salin prompt berikut:
    “Buatlah gambar yang diambil dengan kamera Polaroid. Foto tersebut harus terlihat seperti foto biasa, tanpa subjek atau properti yang jelas. Foto tersebut harus memiliki efek blur. Kasih efek lampu kilat dari ruangan gelap, yang tersebar di seluruh foto. Jangan ubah wajah. Ganti latar belakang di belakang kedua orang tersebut dengan tirai putih. Dengan cowo itu menyentuh kepala saya.”
  6. Prompt bisa diubah sesuai keinginan. Misalnya, mengganti bagian terakhir menjadi “merangkul lengan”, “memeluk”, atau “menggenggam tangan”.
  7. Klik generate dan tunggu hasilnya.
  8. Unduh hasil foto, lalu unggah ke media sosial.

Keunggulan Teknologi AI dalam Pembuatan Foto

Kecanggihan ini dimungkinkan berkat Gemini 2.5 Flash Image alias Nano Banana, model AI terbaru dari Google yang memang dirancang untuk membuat dan mengedit gambar. Berbeda dari model sebelumnya, versi ini menghadirkan kualitas visual yang lebih baik, kontrol kreatif yang lebih presisi, dan tetap cepat saat memproses permintaan.

Beberapa fungsi utama yang ditawarkan antara lain:

  • Konsistensi karakter: Bisa menempatkan karakter atau objek yang sama ke berbagai latar berbeda tanpa mengubah penampilan aslinya. Misalnya, tokoh kartun yang sama bisa dibuat muncul di beberapa adegan dengan ekspresi dan detail yang konsisten.
  • Edit berbasis perintah teks: Pengguna cukup mengetik instruksi sederhana untuk mengedit gambar. Contohnya, mengganti warna baju, menghapus seseorang dari foto, menambahkan objek baru, hingga memberi warna pada foto hitam-putih.
  • Multi-image fusion: Menggabungkan beberapa foto ke dalam satu hasil. Misalnya, sofa dari satu foto bisa dipindahkan ke ruang tamu dari foto lain dengan warna dinding sesuai palet tertentu.
  • Pengetahuan dunia nyata: Model ini diklaim memahami konteks visual dan informasi dunia, sehingga bisa digunakan untuk hal-hal edukatif, seperti membaca diagram buatan tangan lalu menjelaskannya.

Google juga menekankan bahwa Gemini 2.5 Flash Image unggul dalam menjaga detail wajah dan objek yang biasanya sering terdistorsi di model lain. Misalnya, ketika mengganti warna pakaian dalam sebuah foto, model ini tetap mempertahankan ekspresi wajah dan latar belakang agar tidak ikut berubah. Selain itu, kualitas visual yang dihasilkan disebut lebih natural dan tajam hingga 1.024 piksel.

Peringatan dan Batasan Penggunaan

Google menyadari risiko penyalahgunaan teknologi gambar AI, terutama terkait deepfake atau gambar manipulasi yang sulit dibedakan dengan foto asli. Karena itu, semua gambar yang dihasilkan Gemini 2.5 Flash Image otomatis diberi tanda air digital tak terlihat (watermark SynthID) dan metadata khusus agar bisa diidentifikasi sebagai buatan AI.

Selain itu, Google juga membatasi pembuatan konten berbahaya atau eksplisit. Misalnya, pengguna dilarang membuat gambar intim tanpa izin atau konten yang meniru figur publik secara tidak pantas.

Dengan adanya tren ini, penggemar kini bisa merasakan sensasi foto bersama idol tanpa perlu menghabiskan banyak waktu dan biaya. Namun, penting untuk memahami bahwa tren ini sebaiknya dipandang sebagai hiburan semata dan tidak boleh disalahgunakan untuk merugikan orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda.Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik.Terima kasih atas dukungan Anda!