
Poncharal: Keadaan Pikiran Tech3 Lebih Baik Daripada Hasilnya
Meski duduk di posisi terbawah klasemen konstruktor sementara, Tech3 Racing mulai menunjukkan sinyal kebangkitan pada Grand Prix Amerika Serikat akhir pekan lalu di Austin, Texas. Seri ketiga MotoGP 2025 ini memberikan secercah harapan bagi tim asal Prancis, terutama setelah kedua pembalapnya, Maverick Viñales dan Enea Bastianini, sukses meraih poin perdana musim ini.
Lolos Q2 untuk Pertama Kalinya, Vinales Tampil Percaya Diri
Akhir pekan di Circuit of the Americas (COTA) menjadi momen penting bagi Maverick Viñales. Untuk pertama kalinya di musim 2025, pembalap Spanyol ini berhasil lolos langsung ke sesi kualifikasi Q2 pada hari Jumat, yang menurut manajer tim Hervé Poncharal, membawa atmosfer positif ke dalam garasi Tech3.
“Kami sangat gembira dengan Maverick. Sejak hari Jumat, ia tampil penuh kepercayaan diri di sirkuit favoritnya,” ujar Poncharal. “Semua orang tentu masih mengingat musim 2024, saat ia meraih pole, menang di sprint, dan naik podium utama di Austin.”
Namun, hasil balapan utama tidak sesuai harapan. Masalah teknis kembali muncul menjelang start dan memaksa Viñales memulai dari posisi paling belakang. Meski sempat naik ke posisi ke-13, ia akhirnya finis di urutan ke-14.
“Masalah teknis muncul di grid padahal getaran sudah berhasil diatasi. Ini sangat disayangkan, karena dalam sesi pemanasan Maverick merasa nyaman dengan motornya,” jelas Poncharal.
Bastianini Tempel Ketat Morbidelli, Finis Ketujuh
Di sisi lain, Enea “La Bestia” Bastianini tampil impresif. Start dari posisi ke-17, ia memilih strategi ban slick, bertolak belakang dengan banyak rivalnya yang menggunakan ban beralur. Keputusan ini terbukti tepat, karena pembalap Italia tersebut menyalip banyak lawan dan finis di peringkat ketujuh—hasil terbaik Tech3 musim ini.
“Enea hanya terpaut satu detik dari posisi kelima dan dua detik dari posisi keempat. Dia kehilangan tujuh detik di awal balapan, tapi mampu mengejar dengan luar biasa,” kata Poncharal.
Dengan hasil ini, Bastianini mengoleksi poin yang sama dengan Pedro Acosta, dan hanya tertinggal tiga angka dari pemuncak klasemen grup KTM, Brad Binder.
Apakah Ini Titik Balik?
Keberhasilan Viñales lolos ke Q2 dan performa solid Bastianini mengisyaratkan bahwa kurva peningkatan Tech3 sedang menuju ke arah positif. Bastianini mengakui bahwa di Austin ia mulai merasakan “keseimbangan” di atas motor KTM RC16, sementara Viñales terus menunjukkan adaptasi yang menjanjikan.
“Di Buriram, Enea frustrasi karena hanya kompetitif di separuh akhir balapan. Tapi di Austin, rasa percaya dirinya sudah tumbuh sejak sesi pemanasan,” jelas Poncharal.
Garasi Kompak Jadi Kunci
Poncharal juga memberikan apresiasi kepada kepala mekanik masing-masing pembalap, yaitu Alberto Giribuola untuk Bastianini dan Manu Cazeaux untuk Viñales.
“Kami memiliki dua tim yang sangat solid di pit lane. Semangat kompetitif ini semoga terus berlanjut di Qatar, dan dilanjutkan ke rangkaian seri Eropa.”
Rekap dan Harapan
Tech3 mungkin belum sepenuhnya bangkit, namun hasil di Austin menandai momen penting bagi tim untuk kembali ke jalur kompetitif. Jika konsistensi dan pengembangan teknis terus berlanjut, tim ini bisa menjadi kuda hitam di pertengahan musim nanti.