TikTok Pecat 150 Karyawan, Digantikan AI

Pemangkasan Karyawan Tim Moderasi Konten di TikTok

TikTok telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 150 karyawan yang termasuk dalam tim moderasi konten di kantor Berlin. Posisi mereka akan digantikan oleh sistem moderasi berbasis AI dan tenaga kontrak dari luar negeri. Karyawan yang terkena dampak PHK ini berasal dari divisi Trust and Safety, yang memiliki total sekitar 400 karyawan. Dengan pengurangan sebanyak 150 orang, angka ini setara dengan pengurangan 40 persen dari keseluruhan tenaga kerja di kantor tersebut.

PHK massal ini memicu protes dari para pekerja. Serikat pekerja yang mewakili karyawan TikTok Berlin, yaitu ver.di, mencoba melakukan negosiasi dengan perusahaan. Juru bicara ver.di untuk wilayah Berlin-Brandenburg, Kalle Kunkel, mengatakan bahwa serikat pekerja telah mengirimkan daftar tuntutan kepada TikTok. Tuntutan tersebut antara lain meminta perusahaan memberikan pesangon yang layak dan memperpanjang masa pemberitahuan PHK menjadi satu tahun. Namun, upaya negosiasi ini belum membuahkan hasil. Menurut laporan The Guardian, TikTok menolak untuk bernegosiasi dengan serikat pekerja.

Alasan PHK: Efisiensi dan Fokus pada AI

Juru bicara TikTok, Anna Sopel, menjelaskan bahwa keputusan PHK bertujuan untuk “memperlancar alur kerja dan meningkatkan efisiensi”. Ia menegaskan bahwa pengurangan karyawan tidak akan memengaruhi kualitas moderasi konten di Jerman. Perusahaan tetap berkomitmen menjaga keamanan dan integritas platform seperti biasanya.

Tim moderasi konten di Berlin bertugas untuk memastikan keamanan platform dengan cara memoderasi, menilai, dan menghapus konten-konten yang melanggar kebijakan perusahaan. Jenis konten yang dikelola mencakup materi kekerasan, pornografi, ujaran kebencian, penyebaran misinformasi, hingga konten yang berpotensi membahayakan anak-anak. Setiap hari, seorang moderator dapat meninjau hingga 1.000 video dari total 32 juta pengguna aktif di pasar Jerman. Proses ini didukung oleh teknologi AI untuk mempercepat peninjauan.

Pemangkasan karyawan ini disebut sejalan dengan strategi TikTok untuk lebih fokus pada penggunaan AI dalam moderasi konten. Perusahaan berargumen bahwa AI dapat menghapus konten pelanggaran lebih cepat dibandingkan moderator manusia. Selain itu, AI juga bisa mengurangi beban kerja moderator manusia yang harus meninjau video berbahaya, yang bisa memengaruhi kesehatan mental mereka.

Kritik dari Pakar dan Serikat Kerja

Namun, alasan yang diberikan TikTok justru mendapat kritik dari pakar kebijakan digital. Aliya Bhatia, analis kebijakan senior di Center for Democracy and Technology, menyatakan bahwa penggantian moderator manusia dengan AI justru memperbesar risiko konten berbahaya lolos penyaringan. AI dinilai tidak memiliki kemampuan untuk membedakan tingkat pelanggaran yang membuat konten layak dihapus atau diberi peringatan.

Kunkel juga mengkritik keputusan TikTok, karena menurut pengakuan karyawan, sistem AI belum sepenuhnya optimal. Contohnya, AI pernah mengklasifikasikan video bendera Pride sebagai konten berbahaya, padahal seharusnya aman. Di sisi lain, AI juga pernah meloloskan konten tidak pantas yang seharusnya dihapus.

PHK Bukan Pertama Kalinya

PHK terhadap 150 karyawan di Berlin bukanlah yang pertama kali. Dalam beberapa bulan terakhir, TikTok melakukan pemangkasan di tim Trust and Safety di berbagai negara. Pada September 2024, perusahaan mem-PHK seluruh tim moderator di Belanda, dengan jumlah karyawan terdampak sekitar 300 orang. Lalu, pada Oktober 2024, TikTok memangkas sekitar 500 karyawan di Malaysia dan menggantinya dengan AI. PHK kembali dilakukan pada Februari 2025, di mana media Reuters melaporkan bahwa sebagian besar karyawan di tim Trust and Safety di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika diberhentikan.

Yang memprihatinkan adalah semua keputusan PHK ini datang setelah CEO TikTok, Shou Zi Chew, berjanji meningkatkan anggaran untuk tim Trust and Safety. Dalam kesaksian di hadapan Kongres AS pada 2024, ia menyatakan bahwa perusahaan menganggarkan lebih dari 2 miliar dollar AS untuk tim yang jumlahnya lebih dari 40.000 orang. Juru bicara TikTok juga menyebutkan bahwa perusahaan akan menambah investasi sebesar 2 miliar dollar AS lagi untuk tim yang sama pada tahun 2025.

Tren PHK di Perusahaan Teknologi Global

Langkah pemangkasan tenaga kerja di tim Trust and Safety tampaknya sedang banyak dilakukan oleh perusahaan teknologi global. Laporan menyebut bahwa perusahaan seperti Snap Inc., X, dan Meta (induk Facebook dan Instagram) juga melakukan pemangkasan serupa. Karyawan di tim tersebut dikabarkan akan digantikan oleh sistem AI. Misalnya, Meta berencana mengganti 90 persen karyawan yang mengerjakan ulasan produk perusahaan dengan AI. Platform X juga diinformasikan menghentikan program pengecekan fakta manusia dan menggantinya dengan catatan dari pengguna lain (community notes).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Back to top button
Close

Adblock Terdeteksi

LidahTekno.com didukung oleh iklan Google Adsense untuk menyediakan konten bagi Anda.Mohon pertimbangkan untuk menonaktifkan AdBlocker atau menambahkan kami ke dalam whitelist Anda agar kami dapat terus memberikan informasi dan tips teknologi terbaik.Terima kasih atas dukungan Anda!