
Huayou Gantikan LG dalam Investasi Baterai EV di Indonesia
Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, mengungkapkan alasan pemerintah menunjuk perusahaan asal Tiongkok, Huayou, sebagai mitra baru dalam proyek investasi baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Sebelumnya, proyek ini sempat dipegang oleh LG asal Korea Selatan.
Menurut Rosan, keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan proses perundingan panjang dengan LG yang telah berlangsung sejak tahun 2020. Akhirnya, pemerintah memutuskan untuk mengakhiri kolaborasi dengan LG dan beralih ke Huayou yang dinilai lebih menunjukkan komitmen serius.
Pencabutan Kesepakatan dengan LG
Sebagai tindak lanjut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah menerbitkan surat pencabutan kesepakatan kerja sama dengan LG.
“Oleh sebab itu, surat tersebut dibuat lantaran Huayou benar-benar tertarik untuk melakukan investasi, apalagi teknologi yang dimilikinya pun telah tersedia,” jelas Rosan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu malam (23/4).
Pengalaman dan Komitmen Huayou
Rosan juga menambahkan bahwa Huayou bukan pemain baru dalam industri ini. Perusahaan tersebut telah melakukan investasi serupa di Indonesia, termasuk di kawasan Weda Bay.
“Benar, mereka sudah menginvestasikan dana dengan jumlah cukup signifikan sebelumnya dan fokus pada area yang sama. Mereka telah berinvestasi di Weda Bay juga. Oleh karena itu, mereka sungguh-sungguh memahami situasinya,” ujarnya.
Nilai Investasi Tetap, Pemain Berubah
Meskipun ada perubahan pemain, nilai investasi yang terlibat tetap sama. Huayou mengambil alih peran LG dalam proyek ini dengan total nilai investasi sebesar USD 9,8 miliar.
“Mereka hanya menggantikan posisi LG. Jadi, jumlah investasi tetap sama yaitu sebesar USD 9,8 miliar,” pungkas Rosan.